article
Bagaiamana sebenarnya observasi terstruktur dilaksanakan. Sebenarnya cukup sederhana. Apabila para mitra peneliti sudah menyetujui criteria yang diamati, maka selanjutnya kita tinggal menghitung (mentally) saja berapa kali jawaban, tindakan, atau sikap siswa yang sedang diteliti itu ditampilkan.
Tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas adalah pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan diskusi balikan. Dalam pertemuan perencanaan pihak guru yang menyajikan dan pihak pengamat mendiskusikan rencana pembelajaran. Yang perlu didiskusikan adalah bagaimana penyajian langkah-langkah pembelajaran dilakukan dan bagaimana pengamat akan mulai dengan pengumpulan data melalui observasi dilakukan. Pengumpulan data objektif dari tindakan belajar mengajar guru seperti sudah disepakati bersama, selanjutnya akan dianalisis dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran selesai. Guru dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya.
Hipotesis lazim digunakan dalam penelitian-penelitian yang bertradisi kuatitatif dengan pola pikir deduktif-verifikatif. Pada kajian-kajian kualitatif, lebih banyak diajukan pertanyaan penelitian dari pada menyusun hipotesis (Creswell: 1994:70). Creswell menyarankan untuk mengajukan pertanyaan penelitian dalam bentuk pertanyaan besar atau yang disebutnya a grand tour question atau dapat juga disebut a guiding hypotheses, dan pertanyaan kecil khusus yang disebutnya sub question. Di lain pihak, para pakar penelitian kualitatif ada juga yang menggunakan hipotesis, seperti Elliot (1991:30) dengan istilah hipotesis diagnostic (diagnostic hypotheses) untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis permasalahan yang timbul pada waktu proses inkuiri/penelitian sedang berlangsung; atau hipotesis praktis (practical hypotheses) untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dan bagaimana pemecahannya. Lincoln dan Guba (1985:38) dalam penelitian inkuiri naturalistiknya menggunakan hipotesis kerja atau working hyphoteses untuk dijadikan pegangan dalam langkah-langkah penelitian. Hopkins (1993:69) cenderung mensejajarkan pertanyaan penelitian dengan hipotesis.
Apabila penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan respons kepada pertanyaan guru, maka sebaiknya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas yang memfokuskan kepada meningkatkan kualitas bertanya. Seringkali guru juga mengalami kesulitan dalam memberikan pujian (reward) ataupun hukuman (punishment) kepada siswa, dan guru seringkali tidak mengetahui bagaimana cara melakukannya mengingat ada kaitannya dengan adat istiadat atau budaya siswa yang berasal dari kelompok etnik yang berbeda. Langkah berikut dalam format teknik bertanya mungkin akan memberikan bantuan (Hopkins, dengan modifikasi 1993:96-97):
Penelitian Tindakan kelas (PTK) sebagai penelitian bertradisi kualitatif dengan latar atau setting yang wajar dan alami yang diteliti, memberikan peranan penting kepada penelitinya yakni sebagai satu-satunya instrument karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu, seperti halnya banyak terjadi di ruang kelas.