Article Detail
Observasi Terstruktur dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Bagaiamana sebenarnya observasi terstruktur dilaksanakan. Sebenarnya cukup sederhana. Apabila para mitra peneliti sudah menyetujui criteria yang diamati, maka selanjutnya kita tinggal menghitung (mentally) saja berapa kali jawaban, tindakan, atau sikap siswa yang sedang diteliti itu ditampilkan.
Berikut ini contoh bagaimana pengamatan terstruktur dihitung (Hopkins, 1993:103)
Pertanyaan |
Jawaban sukarela |
Jawaban tidak sukarela |
Jawaban benar |
Jawaban salah |
Jawaban tidak mengenai sasaran |
v |
|
v |
|
|
|
v |
|
v |
|
|
|
|
v |
v |
|
|
|
v |
|
|
|
v |
|
|
v |
|
v |
|
|
v |
|
v |
|
|
|
v |
|
v |
|
|
|
v |
|
|
v |
|
|
|
v |
v |
|
|
|
|
v |
|
v |
|
|
Jumlah |
6 |
4 |
6 |
3 |
1 |
Gambar bagan di atas menunjukkan bahwa observer sedang meneliti berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab pertanyaan guru dengan sukarela, atau disuruh guru untuk menjawab (tidak sukarela). Juga dinilai secara kualitatif jawabannya, apakah benar, salah, atau tidak menjawab pertanyaan yang diajukan (tidak mengenai sasaran). Guru kemudian menjumlahkan jawaban sukarela, jawaban tidak sukarela, jawaban yang benar, jawaban yang salah, dan jawaban yang tidak mengenai pertanyaan atau sasaran.
Cara lain untuk melaksanakan observasi terstruktur dapat juga dilakukan oleh para peneliti, setelah mereka mendiskusikannya pada perencanaan. Misalnya, dengan membuat denah kelas lengkap dengan posisi duduk siswa, yang diberi nomor atau tidak. Pengamat kemudian mencatatkan jawaban siswa pada posisi duduk siswa tersebut, atau pada nomor posisi duduk siswa, sehingga jumlah jawaban siswa beserta kualitas jawabannya tercatat serempak pada posisi duduk siswa, atau pada nomor posisi duduk siswa.
Sumber : Rochiati Wiriaatmadja. 2009.Metode penelitian Tindakan kelas.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
Paulus Budi Winarto
-
there are no comments yet