article
Ketenangan hati adalah puncak setiap impian; kunci sukses ialah kesabaran; harga diri terlatak dalam halusnya tutur kata. Namun semua itu takkan terjadi, kecuali hari-hari diisi dengan membaca; jiwa disirami dengan pengetahuan; pikiran diarahkan kepada pemahaman yang positif. Sudah saatnya kita lebih berhati-hati dalam memahami setiap kata, baik yang terucap oleh lisan, tersirat dalam pikiran, maupun yang terbersit dalam hati.
Dilihat dari proses pengembangan kurikulum, guru yang meneliti (teacher as researcher) sebenarnya melakukan seperti yang diharapkan dalam konsep extended professionalism, yakni mengembangkan perspektif, keterampilan dan keterlibatan yang meliputi:
- Ia harus memiliki wawasan yang luas mengenai pekerjaannya dalam konteks sekolah, masyarakat, dan lingkungannya.
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan professional seperti dalam kelompok guru, konferensi guru, atau diskusi-diskusi mengenai bidang kajian mereka.
- Memiliki kepedulian untuk menjalinkan teori dan praktik.
- Untuk itu mereka bersikap inovatif di kelas mereka.
Sosok guru memang benar-benar berbeda dengan yang lain, baik dari segi keilmuan maupun keluhuran budinya. Sosok guru memang identik dengan orang yang pintar dan berbudi luhur. Karena itu, masyarakat cepat melakukan protes jika ada oknum guru yang moralnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian sebagai guru seharusnya selalu belajar dan belajar. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti gemar membaca buku atau dapat juga bermusyawarah dengan teman sejawat. Teman sejawat adalah partner yang paling mengasyikkan untuk saling berbagi ilmu dan berbagi pendapat. Dengan diskusi persoalan yang tidak mampu diselesaikan seorang diri akan terpecahkan bersama-sama.musyawarah berarti mencari legitimasi atas buah pikiran seorang atau lebih kemudian disetujui bersama.
Di depan anak didik seorang guru harus menampilkan sikap dan perilaku yang patut diteladani, begitu juga di tengah-tengah masyarakat. Kita harus mampu menjadi contaoh dalam segala hal, terutama terkait dengan sikap dan perilaku kita. Tak dapat dipungkiri bahwa profesi guru memiliki tugas dan tanggung jawab lebih besar secara moral, hendaknya semua kita pandang secara positif. Artinya, jika kita bicara tentang keteladanan, landasan yang kita pakai adalah hati nurani. Ini merupakan kehormatan berarti bagi guru karena dipercaya masyarakat sebagai sosok penegak moralitas.
Seorang guru harus memiliki sikap legowo yaitu mau menerima dengan lapang dada protes murid yang ditujukan pada dirinya. Guru dan murid memiliki hak yang sama. Kalau salah sama-sama berhak mendapatkan teguran. Sikap otoriter hanya akan menjauhkan guru terhadap muridnya, di samping itu tidak efektif untuk jangka panjang.