article
Jangan kita menilai bahwa uang adalah segala-galanya, karena orang yang banyak uang belum tentu ia bahagia. Kehormatan, pengetahuan, cinta, kesehatan, kepercayaan, dan persaudaraan tidak dapat dibeli dengan uang. Hampir semua permasalahan-permasalahan psikis tidak bisa diukur dengan uang. Hanya beberapa hal yang bersifat jasmaniah (materi) saja yang dapat dihargai dengan uang. Karenanya, tidaklah benar jika uang adalah segala-galanya.
Pada kesempatan ini, kita masih membahas mengenai “nama”. Nama dapat dijadikan sebagai alat pembeda, antara Si Jingga dengan Si Putih. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah nama. Andai dua bayi kembar itu tidak diberi nama, maka orang-orang akan sulit membedakan dan bagaimana untuk memanggilnya. Andai perguruan tinggi tidak punya nama, maka bagaimana para mahasiswa, dosen, dan orang-orang yang bersangkutan bisa memberikan informasi, penjelasan dan mempromosikannya. Kalau saja took-toko itu tidak diberi nama, produk obat-obatan tidak dikasih nama, makanan dan minuman tidak diberi nama, Negara-negara di belahan dunia tak punya nama dan lain sebagainya, maka sungguh manusia akan bingung, mereka akan tertipu, dan akhirnya mereka pun akan menjadi stress.
Janganlah berkata, “Apalah artinya sebuah nama!” Jangan, karena tanpa nama kita tidak akan mengerti, kita akan bingung dan kita akan kehilangan tujuan. Nama adalah tanda penunjuk untuk menyebut dan mengenali sesuatu, ia mempunyai acuan dan ia juga mempunyai makna. Semua yang ada di jagad raya ini punya nama, dan karena nama-nama itulah kita menjadi ada dan kita menjadi tahu apa saja yang ada di sekeliling kita. Inilah dunia, inilah kehidupan, inilah fakta yang tak mungkin kita tolak, apalagi kita tiadakan, yakni: “nama”. Karena dengan sebuah nama, kita menjadi tahu, kita saling mengenal, saling mengasihi, kita menjadi yakin dan kita tidak akan tersesat karena kita punya tujuan yang pasti. Tanpa nama, kita akan buta, bingung, dan hampa.