Article Detail

Pengembangan Profesionalime Guru Melalui Pendekatan Pedagogi Reflektif

Sejumlah pendekatan pengembangan guru telah diusulkan dan diimplementasikan di dalam kelas. Di antaranya adalah guru sebagai peneliti, penelitian tindakan kelas, supervisi klinis, dan perspektif pedagogi kritis (Bartlett, 1990). Karakteristik profesionalisme guru  sebagaimana dikemukakan di atas memandatkan guru untuk secara terus menerus memikirkan secara reflektif apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakannya di dalam kelas (Raka Joni, 1992). Inilah yang lazim dikenal sebagai pedagogi reflektif. Pedagogi reflektif merupakan proses pengembangan profesionalisme guru. Makna pengajaran reflektif dapat disimpulkan dari pendapat John Dewey (dalam Henke, 2001:1) yang mendefinisikan refleksi sebagai  “That which involves, persistent, and careful consideration of anu belief or practice in light of the reasons that support it and the further consequences to wich it leads”. Apabila diterapkan dalam pengajaran, maka diperoleh pengertian bahwa pengajaran  reflektif adalah penggunaan kesempatan oleh seorang guru dalam kehidupannya sehari-hari untuk secara sistematis mengeksplorasi, mempertanyakan, dan membingkai kembali praktik pengajarannya secara holistic untuk dapat membuat interpretasi secara benar berdasarkan keadaan di lapangan dan kemudian dapat menentukan pilihan yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya.

Pendapat senada dikemukakan oleh Cruickshank (dalam Bartlett, 1990), yang mendefinisikan pedagogi reflektif sebagai pemikiran guru tentang apa yang terjadi dengan pelajaran di dalam kelas dan pemikiran tentang cara-cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ia melihat pedagogi reflektif sebagai cara  untuk mengkaji  peristiwa pengajaran secara cermat, analitis, dan objektif. Tujuannya adalah untuk melahirkan kebiasaan berpikir yang berfokus pada mengajar sebagai keahlian. Untuk dapat melakukan pedagogi reflektif tersebut guru perlu memiliki kesadaran akan praktik pengajarannya dan kesediaannya untuk berubah ke arah yang lebih baik. Hal ini pada gilirannya melahirkan sikap-sikap lain yang sangat penting. Sikap yang dimaksud adalah keterbukaan (open mindedness), dan tanggung jawab (responsibility) (Dewey, dalam Loughran, 1996).


Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment