article
Tuhan selalu ada, dimana saja dan kapan saja Tuhan selalu ada dan hadir di dekat kita. Tidakkah Anda pernah mendengar tentang seorang atheis seperti Nietzsche. Dia tidak mengakui adanya Tuhan, karena menurut pikirannya Tuhan itu telah mati. Namun dalam suatu kesempatan, ketika dia sedang jatuh tersungkur karena kakinya tersangkut akar pepohonan, dia pun (tanpa sadar) berucap, “Oh, my God.” Bukankah tanpa dia sadari, sesungguhnya nuraninya yang paling dalam masih mempercayai keberadaan Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha penyayang. Peristiwa itu menunjukkan bahwa Tuhan itu kekal ada dan kekal hidup, yang secara alamiah tertanam dalam sanubari masing-masing individu.
Jangan pernah meragukan sifat pengampun Tuhan. Tuhan Maha pengampun, yang mana ampunannya melebihi langit dan bumi. Jangan menunggu waktu untuk bertobat.
Jangan katakan, “Aku banyak dosa, tak mungkin dosa-dosaku terampuni!” jangan pula Anda katakan, “Bagaimana mungkin Tuhan sudi mengampuni dosa-dosaku, sementara aku telah melakukan dosa yang teramat besar.” Sungguh, tak ada dosa yang tak terampuni karena pintu maaf Tuhan selalu terbuka.
Tetapkanlah hati Anda untuk selalu bersabar, karena tak baik mengatakan, “Tuhan tidak adil.” Tuhan selalu berbuat adil terhadap siapa saja, apakah ia seorang presiden, pengemis, juragan, buruh, petani, pedagang, PNS, atau bahkan terhadap pencuri, koruptor, pencaci, sampai seorang pendengki sekalipun-Tuhan tetap adil.
Lihatlah kenyataan hidup Anda dan orang-orang di sekitar Anda sebagai suatu pelajaran. Memang sering kita mendengar orang berkata, “Takdir memang kejam,” ketika orang itu sedang ditimpa suatu yang sangat menyedihkan. Akan tetapi, renungkanlah: benarkah takdir itu kejam? Apakah Anda setuju kalau takdir itu dianggap kejam? Apakah Anda punya alasan untuk memberikan pernyataan “Takdir memang kejam?”
Kebahagiaan adalah perasaan atau suasana hati yang jauh dari hal-hal yang tidak menyanangkan; kebahagiaan adalah jernihnya pikiran dan terbebasnya hati dari keinginan-keinginan semu; kebahagiaan adalah lautan nikmat karena terhapusnya rasa dengki, putus asa dan dendam; kebahagiaan adalah suatu kesempatan dimana jiwa dan raga tak lagi digelisahkan permasalahan-permasalahan hidup.