Article Detail

Sejenak Bijak: Semuanya Butuh keseimbangan

Tetapkanlah hati Anda untuk selalu bersabar, karena tak baik mengatakan, “Tuhan tidak adil.” Tuhan selalu berbuat adil terhadap siapa saja, apakah ia seorang presiden, pengemis, juragan, buruh, petani, pedagang, PNS, atau bahkan terhadap pencuri, koruptor, pencaci, sampai seorang pendengki  sekalipun-Tuhan tetap adil.

Jangan bicara, “Tuhan tidak adil!” sebab, jika Tuhan tidak adil, tentu semua manusia tidak ada yang saling mengisi, saling melengkapi dan saling membantu. Tuhan akan menjadikan semua kaya, sehingga tidak ada yang mau dijadikan pembantu atau buruh, atau Tuhan akan menjadikan semua manusia miskin, sehingga tak ada yang bisa dipekerjakan. Ketahuilah, keadilan Tuhan meliputi segalanya, baik di dunia maupun di alam baka. Ada orang kaya tentu ada orang miskin; ada guru tentu ada murid; ada raja tentu ada rakyat jelata; ada siang tentu ada malam; ada polisi tentu ada penjahat; ada ini tentu ada itu. Andai tidak demikian, maka kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi: tentu tak ada keseimbangan dalam kehidupan ini. Contoh: Andai semua orang kaya, tentu saja tak ada yang mau jadi pembantu; andai semua orang manjadi raja, lalu siapa yang akan menjadi rakyatnya; andai semua orang itu miskin, lalu siapa yang akan member pekerjaan kepada mereka; andai semua orang itu menjadi pimpinan, lalu siapa yang akan dipimpin; andai semua hari itu siang, lalu kapan manusia dapat beristirahat; andai semua orang menjadi produsen, lalu siapa yang akan menjadi konsumen. Nah, semuanya butuh keseimbangan dan keadilan adalah keseimbangan itu sendiri.

Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan Tuhan telah menempatkan segala sesuatunya pada tempatnya. Jika dunia ini seperti panggung sandiwara, maka setiap individu telah ditempatkan Tuhan pada tempatnya masing-masing; ada yang menjadi orang baik, ada yang menjadi orang jahat, kaya><miskin, mulia><hina, bahagia><menderita, penjahat><polisi. Dan seterusnya. Itu semua harus ada yang memerankannya. Untuk menjadi pemeran sandiwara yang baik harus mau menerima fitrahnya. Namun, perlu diingat, tak selamanya pemeran orang miskin atau hina akan selalu menjadi miskin atau hina, karena roda kehidupan selalu berputar, sehingga suatu saat nanti pastilah orang yang berada di bawah akan bergerak menuju ke atas dan orang yang di atas akan bergerak menuju ke bawah. Hal itu telah terbukti, betapa musim selalu berganti dan pemegang kekuasaan pun berganti-ganti, ada yang lahir tentu saja ada yang mati, ada yang sukses ada pula yang bangkrut. Hari ini Anda menderita, belum tentu esok Anda tetap menderita. Yakinlah, keadilan Tuhan akan berbicara bahwa Tuhan akan memilih aktor yang terbaik.

Selamat Berkarya. Semua butuh keseimbangan.

 

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment