Article Detail
Sejenak Bijak: Tuhan Selalu Ada Untuk Kita
Tuhan selalu ada, dimana saja dan kapan saja Tuhan selalu ada dan hadir di dekat kita. Tidakkah Anda pernah mendengar tentang seorang atheis seperti Nietzsche. Dia tidak mengakui adanya Tuhan, karena menurut pikirannya Tuhan itu telah mati. Namun dalam suatu kesempatan, ketika dia sedang jatuh tersungkur karena kakinya tersangkut akar pepohonan, dia pun (tanpa sadar) berucap, “Oh, my God.” Bukankah tanpa dia sadari, sesungguhnya nuraninya yang paling dalam masih mempercayai keberadaan Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha penyayang. Peristiwa itu menunjukkan bahwa Tuhan itu kekal ada dan kekal hidup, yang secara alamiah tertanam dalam sanubari masing-masing individu.
Hanya manusia yang larut dalam kesedihan atau kemarahan, dan dia pun tak sadar sedang dihinggapi kotoran setan, itulah orang yang kadang mengatakan, “Tuhan itu tidak ada.” Orang yang demikian itu, hati dan akalnya sedang terselimuti kemarahan atau kesedihan, sehingga akalnya menjadi tidak sehat dan kesadarannya terganggu.
Jika memang Tuhan tidak ada, lalu siapa yang menciptakan langit, bumi dan semua isinya? Siapa yang menciptakan Anda, ayah-ibu Anda, nenek moyang Anda? Apakah Anda percaya dan yakin seyakin-yakinnya atas teori evolusi Darwin? Apakah semua yang dulunya ada menjadi tak ada dan yang dulunya tak ada menjadi ada adalah murni proses evolusi alam? Ternyata tidak. Sesuatu itu ada karena ada yang mewujudkannya dan sesuatu itu menjadi tak ada adalah karena ada yang meniadakannya. Inilah yang disebut hokum kausalitas atau teori indeks. Lalu siapakah yang mengadakan dan meniadakan segalanya? Jawabnya, Tuhan. Dia itulah yang mempunyai sifat Maha: Maha Mengadakan dan Maha Meniadakan. Jika ala mini ada dengan sendirinya (secara kebetulan) tanpa ada yang mewujudkannya (menciptakan), begitu juga apa yang ada di ala mini, seperti manusia, tumbuhan, binatang, air, api, matahari, bulan dll – Lantas bagaimana pendapat Anda mengenai Khalik (pencipta) dan makhluk (sesuatu yang diciptakan) dalam dunia pengetahuan (ada tempe goring ada yang menggorengnya, ada buku ada pengarangnya, ada kursi ada yang membuatnya)? Apakah Anda tetap sepaham dengan Darwin? Relakah Anda dihukum sebagai species kera? Apakah perubahan dunia itu terjadi dengan sendirinya? Tidakkah Anda tahu bahwa banyak ilmuwan yang tegas-tegas menentang teori Darwin? Lain halnya dengan kaum atheis. Benarkah pemikiran mereka tentang tidak adanya Tuhan? Apakah Adam sebagai manusia pertama itu tidak bertuhan? Apakah iman itu hanya sekedar halusinasi? Jika Anda adalah orang yang cerdas, maka Anda akan menjawab semua pertanyaan tersebut dengan satu jawaban, yakni: Tidak.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang.
-
there are no comments yet