Article Detail

Menanggapi Perutusan di Lereng Merbabu ( Sebuah Refleksi Kepemimpinan)

Adalah sesuatu yang sangat membahagiakan saat kita diterima dan dipercaya untuk terlibat secara lebih pada suatu lembaga yang bergerak di bidang pelayanan pendidikan. Namun hal itu tidak mudah untuk bisa diwujudkan. Ya ! kadang terasa begitu berat untuk dijalani terutama saat kita memandang segala pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita hanya sebatas tanggungjawab pekerjaan semata atau bahkan memandangnya sebagai beban pekerjaan. Semua terasa seolah olah sulit untuk dilajalankan secara maksimal. Terutama di tahun-tahun pertama. Ketidakpercayaan pada diri sendiri menutupi keyakinan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan umatnya dalam kondisi apapun. Perasaan akan minimnya pengetahuan yang kita miliki untuk mewujudkan diri menjadi seorang pemimpin seringkali muncul dan menghambat kesadaran bahwa setiap manusia dibekali Talenta untuk memimpin. Apa yang coba kita lakukan seolah olah menjadi sangat berat untuk diwujudkan. Dan menjadi semakin terasa berat saat kita merasa sendirian disela sela bisingnya hiruk pikuk pekerjaan yang dari hari kehari terasa semakin memberi tekanan yang kuat. Semua itu menjadikan kita lupa bahwa diluar diri kita masih ada orang – orang yang dengan rela hati mendukung semua upaya kita tanpa mengadili apa yang telah kita lakukan. Keluarga di rumah yang begitu tulus memberi dukungan spiritual, yang selalu rela mengorbankan waktu kebersamaan, rekan- rekan kerja kita yang begitu tulus memberikan dorongan dengan kesediaannya menjalankan kebijakan yang kita ambil selaku pimpinan, atasan-atasan kita yang tiada hentinya memberikan bimbingan yang berlebih agar kita semakin berkembang dalam menjalankan tanggung jawab kita.

Dalam pelaksanaan tugas perutusan kadang kita juga harus menelan pil pahit bagi diri kita saat kita harus memutuskan kebijakan yang mungkin tidak sesuai dengan tata nilai yang telah kita pegang kuat, atau kebijakan itu bertentangan dengan keinginan komunitas namun harus kita ambil sebagai upaya untuk mewujudkan tata kelola yang seperti diharapkan. Atau mungkin juga memutuskan suatu kebijakan yang di dalamnya mengajak diri kita untuk membenahi diri dengan menghilangkan suatu kebiasaan hidup yang mungkin sudah terlanjur mengkristal dalam diri kita sendiri. Berat, dan semakin terasa berat saat kita menyadari bahwa apa yang telah kita putuskan ternyata menjauhkan hubungan antara diri kita dengan semua orang di komunitas yang kita pimpin walaupun itu hanya sebatas perasaan yang berbeda dengan realita yang terjadi.

Kondisi itu berbanding terbalik saat kita menyakini bahwa Tanggung jawab itu merupakan tugas perutusan yang diberikan olah Tuhan melalui lembaga. Berat tetapi penuh sukacita kalau istilah jawanya “ Rekasa ning ora gawe susah” seperti proses jalan Salib Kristus “ Berat namun senantiasa dilingkupi sukacita dan kerinduan akan hadirnya perubahan yang berarti bagi perkembangan manusia di sekitar kita”. Seluruh tanggung jawab sebetulnya mampu terselesaikan pada waktunya meskipun jauh dari kesempurnaan dan dalam prosesnya banyak carut marut di dalamnya. Segala carut marut yang dijumpai bukan kita pahami sebagai aib tetapi sebagai bahan evaluasi bagi diri kita sendiri dan generasi selanjutnya. Dan ketika semua berakhir kita tetap bisa tersenyum bahagia bersama dengan orang orang yang kita cintai dan mencintai kita, dan dengan tegak kita bisa berkata “ Terima kasih “ atas waktu waktu yang telah lalu saat semua itu hadir, disapa, diterima, dipercaya dan ditempa, dan “Ya! dengan segala keterbatasan ini aku siap menerima tugas selanjutnya sebagai apapun seturut kehendakNya.

“ Persoalan yang ada dalam pengelolaan suatu kegiatan bukan sebatas bagaimana kegiatan itu dikelola melainkan ada yang lebih utama untuk diselesaikan yaitu bagaimana kita mengelola diri kita sebagai bagian dari kegiatan itu”. (AYBU)

“ Semakin banyak seseorang melakukan pelayanan maka semakin dekatlah dia pada hakekat pemimpin “ (AYBU)

A.Y. Budi Utomo

SMP Pendowo Ngablak

Lereng Merbabu

29 Juni 2015

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment