article
Mengapa orang selalu mengeluh susah untuk mulai menulis?
Ada beberapa sebab mengapa seseorang susah untuk mulai menulis. Pertama, mungkin kondisi fisiknya kurang baik. Bisa karena capek, bisa sakit, lapar, mengantuk, dan lain-lain. Kedua, kondisi psikisnya yang sedang kurang baik. Misalnya sedang frustasi, jengkel, malas, marah, dan lain-lain. Ketiga, sebenarnya kondisi fisik maupun psikisnya sangat baik, namun dia tidak siap menulis.
Legalisasi perdagangan bebas memberikan peluang tumbuhnya liberalisasi dan kapitalisme baru di segala dimensi kehidupan manusia. Sadar atau tidak sadar, liberalisasi dan kapitalisme telah memacu perkembangan peradaban manusia. Dunia pendidikan pun mengalami sentuhan dan semangat leberalisasi guna mengangkat martabat bangsa dalam persaingan global.
Peserta didik adalah manusia seutuhnya. Hak-hak yang melekat pada diri manusia, melekat pula pada peserta didik. Mereka bukan manusia setengah jadi yang dapat dikesampingkan atau dikurangi hak-haknya. Termasuk sebagai bidang sipil dan politik adalah hak untuk mengemukakan pikiran dan pendapat. Berkaitan dengan kepentingan terbaiknya, para pendidik hendaknya selalu mempertimbangkan partisipasi anak didiknya.
- 1. Menulis Laporan
Tujuan teknik pembelajaran menulis laporan adalah agar siswa dapat menulis laporan yang mereka lakukan melalui pengamatan, pengalaman, mapun hasil bacaan. Siswa menuliskan laporan tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. Alat yang dibutuhkan adalah kertas kerja atau buku siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Harvey Leibenstein (1979), menyebut kewirausahaan atau entrepreneurship sebagai hal yang mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan, yaitu pada saat semua pasar belum terbentuk. Kegiatan kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi (pentrose ; 1963). Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, cirri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Izzati Amperaningrum & Zuhad Ichyauding, 2009)