Article Detail
Cara Mengatasi Kesulitan Untuk Mulai Menulis
Mengapa orang selalu mengeluh susah untuk mulai menulis?
Ada beberapa sebab mengapa seseorang susah untuk mulai menulis. Pertama, mungkin kondisi fisiknya kurang baik. Bisa karena capek, bisa sakit, lapar, mengantuk, dan lain-lain. Kedua, kondisi psikisnya yang sedang kurang baik. Misalnya sedang frustasi, jengkel, malas, marah, dan lain-lain. Ketiga, sebenarnya kondisi fisik maupun psikisnya sangat baik, namun dia tidak siap menulis.
Mengapa seseorang bisa tidak siap menulis?
Pertama, dia tidak tahu materi atau tema apa sebenarnya yang akan ditulisnya. Kedua, dia tahu apa yang paling tepat untuk ditulisnya, namun bahan-bahannya tidak lengkap. Ketiga, dia tahu apa yang akan ditulisnya, bahan-bahannya lengkap, namun “dorongan” untuk mulai menulis yang justru tidak ada.
Bagaimana cara mengatasi permasalahan “tidak tahu apa yang paling tepat untuk ditulis”?
Cara yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan “sulit memulai menulis karena tidak tahu apa yang harus ditulisnya” ada dua. Pertama, kita harus secara teknis sudah mengenal bentuk-bentuk tulisan secara standar. Misalnya bisa membedakan tulisan ilmiah (makalah) dengan berita, artikel, feature, esai, reportase, dan lain-lain. Kalau pengetahuan dasar ini sudah dikuasai, kita harus banyak membaca, mendengarkan radio, menonton televise, serta membuka internet. Yang paling penting adalah membaca Koran dan majalah berita. Baik membaca beritanya maupun artikel serta featurenya. Dengan banyak membaca, mendengarkan berita radio, serta menonton warta berita televise, maka kita akan dengan mudah menemukan tema dan materi sebagai bahan tulisan. Baik sebagai artikel maupun feature.
Bagaimana cara mengatasi permasalahan tidak bisa segera mulai menulis karena tidak adanya “dorongan” untuk menulis?
Kalau kondisi fisik dan psikis kita sedang fit, kita sudah tahu apa yang menari dan penting serta mendesak (urgent) untuk ditulis, bahan-bahan untuk itu juga sudah lengkap, namun dorongan untuk menulis justru tidak kunjung datang, maka lakukanlah diskusi dengan siapa saja agar “dorongan” untuk menulis itu muncul. Baik diskusi secara langsung dengan tatap muka, melalui telepon maupun internet. Biasanya, setelah melakukan diskusi dengan agak intens, terutama dengan pihak-pihak yang selalu bersilang pendapat dengan kita, maka dorongan untuk menulis itu akan segera datang dengan sangat kuat.
Akhirnya, selamat untuk memulai menulis.
Sumber bacaan:
Hendy hermawan. 2006.Guru Menulis di Media Massa. CV Citra Praya: Bandung
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
-
there are no comments yet