Article Detail

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

Harvey Leibenstein (1979), menyebut kewirausahaan atau entrepreneurship sebagai hal yang mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan, yaitu pada saat semua pasar belum terbentuk. Kegiatan kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi (pentrose ; 1963). Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, cirri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Izzati Amperaningrum & Zuhad Ichyauding, 2009)

Menurut etimologi, kewirausahaan berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Wira berarti pahlawan, juga berarti bersifat pemberani. Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai sesuatu maksud. Juga diartikan sebagai daya upaya untuk mencapai sesuatu. (KBBI;2002). Jadi kewirausahaan adalah suatu sikap pemberani untuk mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Suatu maksud tersebut adalah mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan (H. Saparudin & Harris Iskandar, 2003). Oleh karena itu kewirausahaan dilakukan oleh seorang yang berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan, mampu memanfaatkan peluang, komunikatif, mampu memasarkan, mampu bernegosiasi.

Kualitas dasar kewirausahaan

Seseorang berjiwa kewirausahaan diharapkan memiliki kualitas dasar sebagai berikut:

  1. Daya Pikir

Berkenaan dengan kualitas dasar “daya pikir kewirausaan” dimiliki karakteristik sebagai berikut,

  1. Berpikir: kreatif, inovatif, orisinil, divergen, mengembangkan.
  2. Pionir berpikir: menciptakan produk dan layanan baru, memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain, menganalisis sebab akibat, menemukan system, sebagai agen perubahan, memikirkan masa depan, berintuisi tinggi, terampil mengambil keputusan, berpikir maksimal, positif dan versaitas berpikir sangat tinggi.
  3. Daya Hati

Kualitas dasar daya hati kewirausahaan memiliki karakteristik sebagai berikut,

  1. Memiliki prakarsa (inisiatif) tinggi: ada keberanian moral untuk mengenalkan hal-hal baru, proaktif, selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik, tidak pernah merasa puas, terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya, dan keinginan menciptakan sesauatu yang baru.
  2. Berintegritas tinggi: gigih, tekun, sabar, bekerja keras, pantang menyerah, dan berkomitmen tinggi, selalu menginginkan tantangan baru, selalu membangun keindahan cita rasa melalui seni, bersikap mandiri, selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya.
  3. Berani mengambil resiko: Berani berbeda, pro kepada perubahan dan tidak menyukai kemapanan, memiliki motivasi dan spirit untuk maju sangat kuat dilandasi oleh hubungan interpersonal bagus, pandai bergaul dan supel atau luwes dalam pergaulan, terarah pada tujuan akhir bukan tujuan sesaat.
  4. Memiliki kemampuan untuk memobilisasi orang lain: melakukan apa saja yang terbaik, tidak suka mencari kambing hitam, membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah.
  5. melakukan  perbaikan secara terus menerus: mau memetik pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan, dan praktik-praktik yang baik, percaya diri dalam menciptakan peluang, memiliki daya saing tinggi tetapi mendasarkan pada nilai solidaritas, agresif/ofensif, humanis, terbuka terhadap umpan balik.
  6. Daya Fisik

Kualitas dasar daya fisik kewirausahaan memiliki karakteristik sebagai berikut: menjaga kesehatan secara teratur, memelihara stamina tubuh dengan baik, memiliki energy yang tinggi, dan memiliki kebahagiaan hidup.

Hal yang Perlu Diperhatikan

Untuk melakukan tindakan kewirausahaan harus memperhatikan sikap-sikap wirausaha sebagai berikut:

  1. Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, yaitu ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya, meliputi ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, system kerja dan sebagainya. Selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Ketaatan wirausahawan dan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan system kerja.

  1. Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif, yaitu berorientasi pada kemajuan. Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Komitmen wirausahawan terhadap orang lain adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Dengan demikian dimiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

  1. Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.

  1. Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

  1. Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

  1. Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya. Banyak orang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, objektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan atau sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingakat keberhasilan usaha yang dirintis.

Dengan memperhatikan sikap-sikap wirausaha tersebut, maka kewirausahaan bisa berperan secara signifikan terhadap kemajuan perekonomian rakyat Magelang. Oleh sebab itu memahamkan tentang kewirausahaan kepada masyarakat Magelang hal yang harus diprioritaskan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan . Semoga!


Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment