article
Semangat gotong royong atau kerjasama harus melandasi hubungan kita dengan orang lain, dengan setiap orang. Semangat ini adalah semangat spiritual. Kita tidak dapat bekerja sama dan bergotong royong tanpa kesadaran spiritual.
Pada tradisi masyarakat Cina yang hingga hari ini masih berlanjut, bersama jasad orang yang mati, keluarganya membakar uang-uangan, rumah-rumahan, mobil-mobilan, yang semuanya terbuat dari kertas. Dengan harapan, barangkali, bahwa semua itu akan dibawanya ke “sana”. Berharap sih boleh-boleh saja; kenyataannya, semua menjadi abu. Dan, abu itu pun tertinggal di sini.
Kita tidak bisa hidup sendiri. Seorang nelayan harus menjual ikan yang ditangkapnya. Ia mebutuhkan pasar, membutuhkan pembeli. Mau jadi pertapa dan tinggal di hutan? Di sana pun kita membutuhkan makan dan minum. Setidaknya kita membutuhkan pepohonan dan sungai.
Dengan menjadi bijak, kita juga menjadi kreatif. Kita tahu apa yang harus dibuat; apa yang mesti dilakukan; tindakan mana yang tepat.
Kebijaksanaan tidak turun dari langit. Kebijaksanaan adalah pengetahuan yang dicerna, diolah dengan baik. Kebijaksanaan adalah hasil permenungan yang dalam. Kebijaksanaan adalah buah meditasi, buah kesadaran, buah pencerahan.
Kebaikan sebagai nilai memang baik, tetapi nilai yang diwacanakan saja adalah kesia-siaan. Kebaikan harus dipraktikan.