article
Seperti apakah jiwa Anda? Jiwa seorang seniman atau seorang saintis? Jika jiwa kita seorang jiwa seorang seniman dan kita berprofesi sebagai peneliti, dokter, politisi, atau prajurit, sudah pasti kita menderita seumur hidup, karena semua pekerjaan itu membutuhkan otak. Sebaliknya, jika kita memiliki jiwa seorang saintis, dan berprofesi sebagai musisi atau penari, kita pun pasti gagal dan menyebabkan penderitaan bagi diri sendiri.
Semangat bukanlah kerja keras saja. Untuk kerja keras, ketekunan sudah cukup. Semangat adalah sifat yang mewarnai apa saja yang kita kerjakan. Semangat adalah hasil dari kepuasan dalam mengerjakan sesuatu. Semangat lahir dari rasa bahagia ketika kita mengerjakan sesuatu yang memuaskan diri.
Hidup adalah sebuah permainan; perhatikan peraturannya. Ingat, ketika pikiran membuat kita gelisah, anggaplah hal itu sebagai bagian dari permainan. Ya kegelisahan pun adalah bagian dari game. Karena itu, janganlah menanggapinya terlalu serius. Sedikit serius sih boleh-boleh saja....
Selamat menjalani hidup...!
Apa pun yang kita lakukan lakukan, sudah pasti ada yang senang; ada yang menerima; ada yang tidak senang dan tidak bisa menerima. Lakukan apa yang terbaik, dan jangan berpikir banyak.
Yang penting adalah senyum kita saat kita tinggalkan dunia ini. Ya, senyuman yang membuktikan tiadanya penyesalan, karena apa yang dapat kita lakukan telah kita lakukan. Ya, senyuman yang lahir dari kepuasan batin bahwa kita telah member apa yang terbaik yang dapat kita berikan. Kepuasan bahwa kita sudah melayani dunia ini dengan sebaik-baiknya, sebatas kemampuan kita, sebagai wujud bakti bagi Tuhan.
Kita dapat berkarya dengan baik jika kita memiliki kebebasan untuk berkarya, dan untuk mengembangkan potensi diri kita, untuk memberdayakan diri kita sesuai dengan tuntutan tugas, dan pekerjaan kita. Tanpa kebebasan untuk berkarya, berpikir dan mengembangkan potensi diri, kita menjadi mandeg. Kita tidak beranjak ke depan. Kita berhenti di tempat.