article
Siapa yang menanam pastilah akan menuai. Meskipun hidup dan mati, kaya dan miskin sudah digariskan Tuhan, tetapi Tuhan takkan menyia-nyiakan usaha kita. Oleh karena itu, jangan salahkan nasib, karena Tuhan telah memberikan pilihan kepada setiap manusia. Kita harus yakin bahwa perubahan takkan terjadi jika tak ada usaha untuk melakukan perubahan. Mungkin lebih baik kita berucap, “Esok hari masih ada kesempatan untuk memulai yang baru, bergerak lebih maju, supaya masa depan lebih menjanjikan.” Ingat, doa dan perbuatan mulia adalah dua kunci untuk mengubah nasib manusia.
Kekayaan menjadi alasan bagi sebagian orang untuk bersuka cita, dan kemiskinan menjadi alasan bagi sebagian orang untuk berduka. Padahal, baik kekayaan maupun kemiskinan sekadar pengalaman “sesaat”... pengalaman selama hidup di dunia ini. Kita tidak membawa sesuatu saat lahir, dan tidak dapat membawa sesuatu setelah mati. Segala apa yang kita miliki sudah pasti kita tinggalkan disini.
Keberhasilan bukan karena berandai-andai. Orang yang hanya berandai-andai tidak pernah berhasil dalam hidupnya. Orang yang berandai-andai menghabiskan seluruh energinya untuk berkhayal, untuk berandai-andai. Tidak tersisa energy untuk berbuat apa pun. Ia tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik; tidak bisa tekun, apalagi bersemangat dalam suatu pekerjaan.
Kalau kita melayani, bukan berarti kita memanjakan. Dengan melayani kita menyembuhkan penyakit. Dengan memanjakan kita menambah penyakit.
Tak satu pun pekerjaan tanpa hasil. Diharapkan atau tidak, hasil tetap ada. Karena itu, janganlah memboroskan energy dengan memikirkan hasil melulu. Berkaryalah dengan tekun dan penuh semangat, pusatkan seluruh energy pada pekerjaan. Hasilnya, pasti bagus, tidak perlu diragukan lagi.