Article Detail

Yuk... Kita Berdayakan Peserta Didik dalam Pembelajaran di Kelas

Peserta didik adalah manusia seutuhnya. Hak-hak yang melekat pada diri manusia, melekat pula pada peserta didik. Mereka bukan manusia setengah jadi yang dapat dikesampingkan atau dikurangi hak-haknya. Termasuk sebagai bidang sipil dan politik adalah hak untuk mengemukakan pikiran dan pendapat. Berkaitan dengan kepentingan terbaiknya, para pendidik hendaknya selalu mempertimbangkan partisipasi anak didiknya.

Untuk memberdayakan partisipasi peserta didik, beberapa hal yang dapat menjadi pilihan untuk diterapkan diantaranya adalah:

  1. Membiasakan peserta didik lebih banyak bertanya daripada menjawab; Di sini banyak ditemukan realitas di tingkat sekolah menengah, bahwa pendidik tidak ditunjang oleh penerapan model-model pengajaran yang mengarahkan siswa pada pengajaran pendewasaan pikiran. Mereka ditempatkan sebagai objek penderita yang hanya menerima setiap pengajaran, kurang rangsangan untuk sekadar mempertanyakan kaidah ilmu yang dipelajari.
  2. Membuka kemungkinan lebih dari satu jawaban; Guru sebagai penyampai lidah ilmu semestinya berperan sebagai bank jawaban atas pertanyaan para siswa didiknya. Oleh sebab itu, untuk menunjang peran guru, pemerintah seyogyanya membrikan kemudahan bagi guru dalam mengakses informasi dan sumber-sumber literature sebagai penunjang utama dalam pemenuhan gizi pengetahuan bagi guru.
  3. Mengajak peserta didik untuk peka terhadap lingkungan; kepekaan social kemudian menjadi hal penting, ketika kesadaran bahwa mereka memiliki tanggung jawab social bagi lingkungan di sekitarnya sebagai perangsang bahwa merekalah generasi yang akan menentukan nasib masyarakat di kemudian hari. Peran guru dalam menumbuhkembangkan potensi ini diharapkan melalui penerapan model pembelajaran yang menggali potensi siswa dengan melakukan berbagai macam langkah penelitian social sederhana dan mengajak dalam diskusi-diskusi yang mengarah pada pelurusan pola pikir, bersikap dan bertindak.
  4. Menilai anak dari proses, bukan semata-mata hasil; mengharapkan pada siswa yang berhasil secara akademis adalah hal yang wajar, tapi guru harus menyadari lebih dari hal itu. Bahwa seorang anak didik ketika setiap hari pergi ke sekolah itu membawa kecerdasan yang lain, yang bila dikenali dan digali dengan sabar, tidak mustahil menjadi kunci keberhasilan diri dan msayarakat dim asa yang akan datang.

 

Sumber bacaan:

Lavyanto Trimo. 2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV Citra Praya

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang  

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment