Article Detail
YUK...MENCARI STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EDUKATIF DAN MENARIK
Di era globalisasi yang serba kompetitif, dunia kerja menuntut adanya sumber daya manusia yang handal dan mempunyai daya juang yang tinggi agar mampu menghadapi tantangan zaman secara cepat, tepat dan efektif. Dunia pendidikan diharapkan mempersiapkan putra-putri bangsa sejak usia dini.
Untuk menjawab tantangan ini, para pelaku pendidikan harus mempunyai pemahaman, persepsi, dan orientasi yang tepat mengenai proses pembelajaran. Pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran harus dipegang teguh oleh guru selaku pendidik dan pengajar di sekolah. Misalnya, proses pembelajaran di era sekarang ini sudah menuntut keaktifan siswa (student active teaching), bukan lagi teacher active teaching. Orientasi pembelajaran bukan pada guru (teacher oriented) tetapi berpusat pada siswa (student oriented).
Lalu apa yang dapat dilakukan guru supaya dapat membuat strategi pembelajaran yang edukatif dan menarik? Sehingga motivasi peserta didik untuk belajar meningkat? Ames (1992), juga Maehr dan Midgley (1991) menyarankan sejumlah strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru di kelas, antara lain sebagai berikut:
Pertama, fokuskan pada aspek aktivitas pembelajaran yang berarti. Guru harus menekankan bagaimana tugas-tugas akademik yang dikerjakan di kelas merupakan tugas-tugas relevan dan otentik yang memiliki arti bagi dunia nyata. Misalnya, guru biologi kelas VIII SMP, melibatkan siswa dalam suatu proyek tentang kualitas air setempat. Para siswa keluar kelas untuk mengambil sampel air dari lokasi sungai atau sumber lainnya di sekitar sekolah. Guru mengajak mereka menguji kualitas airnya, kemudian didiskusikan implikasi dan penemuannya untuk syarat-syarat dan penggunaan air minum, sanitasi, dan polusi air secara keseluruhan.
Kedua, merancang tugas-tugas yang selalu baru, bervariasi, yang berbeda, dan menumbuhkan minat. Guru harus berusaha untuk menyediakan berbagai keluasan tugas bagi siswa. Hal ini agar siswa terlibat dan menjamin bahwa tugas-tugas tersebut mempunyai beberapa hal yang baru, menarik, dan memberi kejutan yang akan melibatkan siswa. Misalnya, seorang guru menggunakan komputer untuk membantu siswa mempraktikkan keterampilan matematika para siswa. Mereka mendapatkan sejumlah program software matematika yang berbeda yang menyimpan keterampilan aritmatika dalam permainan dan fantasi lingkungan.
Ketiga, merancang tugas-tugas yang menantang tetapi beralasan sehubungan dengan kemampuan para siswa. Dengan adanya perbedaan kemampuan siswa di kelas, usaha untuk penginstruksian secara individu sering sulit dilaksanakan. Bagaimanapun hal ini tidak berarti bahwa setiap individu siswa perlu mempunyai tipe-tipe tugas berbeda, tetapi tugas-tugas perlu ditawarkan kepada para siswa. Contoh seorang guru Bahasa Inggris kelas XI SMP, mengajar seluruh kelas tentang aspek literasi tertentu dalam hal membaca dan menulis. Seluruh siswa mendapatkan beberapa proyek, karya tulis, tugas-tugasnya harus masuk dalam portofolio masing-masing. Ia memberikan serangkaian tugas ekstra yang harus dimasukkan dalam portofolio secara individual. Tugas ekstra ini termasuk tugas menulis kreatif maupun tugas tata bahasa dan ejaan. Para siswa dapat memilih tugas-tugas ekstra yang mana yang akan mereka ikuti, guru membimbing para siswa pada bagian-bagian yang menurut siswa harus ditingkatkan. Dengan demikian, beberapa anak mendapatkan lebih banyak tugas tata bahasa dalam portofolio mereka, sebaliknya yang lain mendapat tugas pemahaman membaca.
Keempat, memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempunyai beberapa pilihan dan kontrol atas aktivitas-aktivitas di kelas. Hal ini tidak berarti bahwa guru harus menyerahkan semua pembuatan keputusan tentang kurikulum atau tugas. Para guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kreativitas berbeda yang berkisar pada aktivitas sesuai kurikulum. Contoh, seorang guru IPS di SMP, memberikan kepada para siswa beberapa pilihan topik untuk laporan dan karya tulis. Dia memberi topik umum (misalnya tentang globalisasi), para siswa harus membuat karya tulis sesuai tema umum ke dalam tema khusus (misalnya tinjauan globalisasi dalam bidang ekonomi, politik, budaya, militer, geografi, dan sosial). Siswa diharapkan memilih sesuai dengan minatnya.
Kelima, berfokus pada kemajuan individual, pembelajaran dan penguasaan materi. Para guru dalam percakapan harian tentang umpan balik atau reward, mereka akan memfokuskan para siswa pada kemajuan mereka. Misalnya, seorang guru memberikan umpan balik secara individu kepada para siswa pada lembaran kerja dan pekerjaan harian mereka yang berfokus pada bagaimana para siswa menguasai keterampilan dan pengetahuan yang diminta dan kemajuan mereka dari hari ke hari atau minggu sebelumnya.
Keenam, berusaha keras membuat evaluasi individu bukan umum. Walaupun tidak mungkin membuat evaluasi secara pribadi, maka para guru dapat memperkecil evaluasi secara umum. Seorang guru Bahasa Inggris kelas VII SMP, untuk menghemat waktu ia menggunakan cara dengan menyebutkan nilai tes ejaan para siswanya, tetapi akhirnya ia menemukan bahwa cara ini menambah banyak perbedaan sosial di antara para siswa karena hal itu memberikan informasi yang sangat umum tentang siapa yang mengerjakan dengan baik dan siapa yang tidak mengerjakan dengan baik. Para siswa yang mengerjakan dengan baik terlihat maju pesat dalam kompetisi, tetapi setelah beberapa waktu, para siswa yang tidak menunjukkan kinerja yang lebih baik secara konsisten mulai menentang mangambil tes tentang ejaan. Mereka tidak siap untuk tes, mereka akan melamun dan memandang keluar ketika gurunya mengucapkan kata-kata, dan bahkan mereka tidak akan mencoba menuliskan kata-kata tersebut. Guru menemukan bahwa mereka memberikan umpan balik yang sangat negatif dan merasa adanya gangguan dari siswa dengan pencapaian hasil yang lebih tinggi kearah siswa yang tidak melakukan sesuatu dengan baik.
Ketujuh, mengakui upaya siswa. Walaupun upaya tidak dapat dan seharusnya tidak menjadi satu-satunya kriteria untuk penilaian kualitas kerja, ada cara untuk membangun usaha dalam pengevaluasian. Guru bahasa Inggris memberi secara terpisah nilai untuk tugas paper-paper pokok. Dia mencoba membantu siswa melihat bahwa usaha mereka semuanya dihubungkan dengan kualitas paper secara keseluruhan, tetapi diakui bahwa masih ada perbedaan dalam hal isi pengetahuan dan keterampilan. Meski demikian ia mendorong siswa untuk berusaha keras dengan memberikan nilai yang lebih tinggi karena usaha mereka, walaupun mereka masih memerlukan bekerja giat pada tata bahasa dan keterampilan menulis secara keseluruhan.
Kedelapan, membantu siswa melihat kesalahan sebagai kesempatan pembelajaran. Para guru melalui umpan balik dapat mendorong pandangan bahwa kesalahan-kesalahan adalah indikator dari kemampuan siswa atau bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap orang tanpa menghiraukan kemampuan dan yang sebenarnya menunjukkan suatu kesempatan untuk belajar.
Beberapa hal di atas dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan orientasi pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang edukatif dan menarik. Maka diperlukan pembelajaran yang dilakukan secara holistik khususnya dalam pemberian tugas-tugas dan tes yang terstruktur.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
-
there are no comments yet