Article Detail
UPAYA MEMBIMBING ANAK DALAM BELAJAR
Berbicara masalah belajar, ada sementara orang yang beranggapan bahwa belajar sama dengan menghapal. Padahal sesungguhnya belajar itu lebih luas dari hanya sekedar menghapal. Menghapal hanya bagian dari kegiatan belajar. belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan individu (manusia) untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru berdasarkan pengalaman.
Proses belajar bersifat positif, menyangkut dan mencakup tiga aspek: kognitif(pengetahuan), afektif(sikap), dan psikomotorik(keterampilan). jadi, dengan belajar pengetahuan akan semakin luas, sikap bertambah baik, dan keterampilan semakin meningkat. Pada gilirannya, selama menjalani kehidupan akan terasa mudah.
Mengingat pentingnya belajar, maka kepada anak perlu ditanamkan semangat agar mau rajin belajar sejak dini. akan tetapi kenyataannya kadang-kadang anak malas belajar dalam arti enggan dan tidak ada keinginan yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu anak perlu dibimbing oleh orang tua dalam kegiatan belajarnya. Dengan bimbingan, orang tua dapat mengontrol proses dan hasil belajar anak.
Ada beberapa upaya atau strategi membimbing anak dalam belajar. Pertama, memberi motivasi. Motivasi merupakan dorongan agar seseorang melakukan suatu tindakan. Dengan motivasi seorang anak diharapkan mempunyai semangat dan gairah untuk belajar. Motivasi tersebut bisa datang dari anak diri anak sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar diri anak (motivasi ekstrinsik).
Kedua, memberi contoh atau teladan. Keteladanan merupakan metode pendidikan yang baik. Contoh atau teladan orangtua diperlukan karena anak suka meniru apa yang dilakukan orang tua. Orangtua yang suka belajar cenderung akan diikuti oleh anaknya.
Ketiga, menyiapkan sarana belajar. Untuk kelancaran belajar, perlu sarana belajar yang cukup. Hal ini dapat menentukan kelancaran dan keberhasilan belajar. Dalam menyediakan sarana belajar tentu disesuaikan dengan kemempuan ekonomi keluarga.
Kempat, menciptakan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar dapat mempengaruhi semangat belajar anak dan menghindarkan anak dari perasaan terpaksa dalam belajar. Sebagai misal dalam hal ini adalah menciptakan suasana belajar menjadi suatu permainan yang mengasyikkan atau menyenangkan.
Kelima, memberi kesempatan mengemukakan pendapat. Sejak dini seyogyanya anak diajari dan dilatih agar berani mengemukakan ide atau pendapat. Keberanian mengemukakan pendapat dapat memupuk rasa percaya diri anak yang pada giliran selanjutnya anak mau dan mampu untuk berbuat. Dalam hal ini anak perlu belajar sambil berbuat.
Keenam, memeriksa pekerjaan rumah (PR) anak dengan cermat. Apakah PR yang dibuat anak itu sudah benar? Apabila PR yang dibuat oleh anak kurang baik, maka orangtua perlu membantu, sehingga anak tahu akan kekeliruannya. membantu bukan berarti PR dikerjakan sendiri oleh orangtua. Pada prinsipnya yang membuat PR itu tetap anak sendiri.
Ketujuh, memberi hadiah. Anak yang telah belajar dengan penuh konsentrasi dan memperoleh hasil yang baik layak diberi hadiah. Hadiah yang diberikan orang tua bisa berbentuk barang, ucapan, tindakan atau simbol. Sebagai contoh orang tua bisa memberikan hadiah berupa alat tulis yang menarik, mengatakan "bagus", atau mengacungkan jempol sambil tersenyum.
Akhirnya, selamat membimbing dan mendampingi anak dalam belajar. Hari ini, senin 3 Desember 2012 sebagian besar anak-anak kita menempuh Ulangan Akhir Semester (UAS). Pendampingan dan bimbingan kita sangat berarti bagi proses pendewasaan anak-anak kita.Semoga.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak
Proses belajar bersifat positif, menyangkut dan mencakup tiga aspek: kognitif(pengetahuan), afektif(sikap), dan psikomotorik(keterampilan). jadi, dengan belajar pengetahuan akan semakin luas, sikap bertambah baik, dan keterampilan semakin meningkat. Pada gilirannya, selama menjalani kehidupan akan terasa mudah.
Mengingat pentingnya belajar, maka kepada anak perlu ditanamkan semangat agar mau rajin belajar sejak dini. akan tetapi kenyataannya kadang-kadang anak malas belajar dalam arti enggan dan tidak ada keinginan yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu anak perlu dibimbing oleh orang tua dalam kegiatan belajarnya. Dengan bimbingan, orang tua dapat mengontrol proses dan hasil belajar anak.
Ada beberapa upaya atau strategi membimbing anak dalam belajar. Pertama, memberi motivasi. Motivasi merupakan dorongan agar seseorang melakukan suatu tindakan. Dengan motivasi seorang anak diharapkan mempunyai semangat dan gairah untuk belajar. Motivasi tersebut bisa datang dari anak diri anak sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar diri anak (motivasi ekstrinsik).
Kedua, memberi contoh atau teladan. Keteladanan merupakan metode pendidikan yang baik. Contoh atau teladan orangtua diperlukan karena anak suka meniru apa yang dilakukan orang tua. Orangtua yang suka belajar cenderung akan diikuti oleh anaknya.
Ketiga, menyiapkan sarana belajar. Untuk kelancaran belajar, perlu sarana belajar yang cukup. Hal ini dapat menentukan kelancaran dan keberhasilan belajar. Dalam menyediakan sarana belajar tentu disesuaikan dengan kemempuan ekonomi keluarga.
Kempat, menciptakan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar dapat mempengaruhi semangat belajar anak dan menghindarkan anak dari perasaan terpaksa dalam belajar. Sebagai misal dalam hal ini adalah menciptakan suasana belajar menjadi suatu permainan yang mengasyikkan atau menyenangkan.
Kelima, memberi kesempatan mengemukakan pendapat. Sejak dini seyogyanya anak diajari dan dilatih agar berani mengemukakan ide atau pendapat. Keberanian mengemukakan pendapat dapat memupuk rasa percaya diri anak yang pada giliran selanjutnya anak mau dan mampu untuk berbuat. Dalam hal ini anak perlu belajar sambil berbuat.
Keenam, memeriksa pekerjaan rumah (PR) anak dengan cermat. Apakah PR yang dibuat anak itu sudah benar? Apabila PR yang dibuat oleh anak kurang baik, maka orangtua perlu membantu, sehingga anak tahu akan kekeliruannya. membantu bukan berarti PR dikerjakan sendiri oleh orangtua. Pada prinsipnya yang membuat PR itu tetap anak sendiri.
Ketujuh, memberi hadiah. Anak yang telah belajar dengan penuh konsentrasi dan memperoleh hasil yang baik layak diberi hadiah. Hadiah yang diberikan orang tua bisa berbentuk barang, ucapan, tindakan atau simbol. Sebagai contoh orang tua bisa memberikan hadiah berupa alat tulis yang menarik, mengatakan "bagus", atau mengacungkan jempol sambil tersenyum.
Akhirnya, selamat membimbing dan mendampingi anak dalam belajar. Hari ini, senin 3 Desember 2012 sebagian besar anak-anak kita menempuh Ulangan Akhir Semester (UAS). Pendampingan dan bimbingan kita sangat berarti bagi proses pendewasaan anak-anak kita.Semoga.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment