Article Detail
Sepuluh Pertanyaan Guru Agar Suskses dalam Mengajar
Agar tugas guru di kelas menjadi maksimal, ada 10 pertanyaan yang bisa dijadikan pedoman oleh guru agar sukses dalam mengajar.
- 1. APAKAH PENJELASAN GURU TERLALU CEPAT?
Dalam proses belajar mengajar, ada kemungkinan guru kurang memperhatikan irama yang muncul di dalamnya, atau bahkan sering tidak mempedulikannya. Irama yang dimaksud adalah kemungkinan berubahnya kepaduan hubungan antara guru dan siswa ketika materi ajar sedang disampaikan oleh guru. Kepaduan itu ditandai dengan siswa tertarik dan antusias mendengarkan penjelasan guru, perhatian siswa sepenuhnya tertuju pada pelajaran, dan siswa menganggap bahwa apa yang sedang dibahas itu menuntut siswa untuk menyarikan hal-hal yang sangat penting maupun yang merupakan penjelasan dan tambahan.
Bila sepanjang beberapa menit atau dalam satu atau dua jam pelajaran, hubungan kepaduan itu tetap terjaga, guru dapat menyimpulkan bahwa penjelasan yang disampaikan tidak bermasalah. Namun, kalau dengan adanya penjelasan itu terlihat siswa menjadi agak gelisah, wajah mereka seperti dibebani suatu masalah, atau siswa terkesan menjadi kendor dan kurang antusias, maka bisa diartikan ada masalah. Dengan demikian, irama dalam mengajar harus dibenahi. Guru harus mengoreksi diri, bagian mana dari penjelasan itu yang tidak berkenan bagi siswa. Apakah terlalu cepat atau sebaliknya, kurang cepat dan terkesan lemah atau kurang bersemangat. Bila sudah ditemukan jawabannya, guru harus secepatnya melakukan perbaikan.
- 2. APAKAH GURU SUDAH MEMBERI CONTOH YANG MEMADAI?
Sebuah penjelasan sudah selayaknya disertai dengan contoh-contoh. Adanya contoh yang mamadai menjadikan siswa lebih memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Pengertian memadai ada dalam dua makna. Pertama, dari segi kuantitas yaitu berkenaan dengan jumlah. Contoh sebaiknya cukup, artinya tidak terlalu banyak tetapi jangan pula hanya satu. Terlalu banyak contoh, justru akan membuat kreativitas siswa mengendor, karena siswa akan menggunakan contoh-contoh itu sebagai acuan pola pikir. Sebaliknya, kalau contoh hanya satu, jelas belum mewakili dari sekian banyak penjelasan yang memerlukan perwujudan konkret dari apa yang tengah dibahas. Oleh karena itu, dalam memberi contoh, guru harus sebijaksana mungkin. Berikan contoh dengan jumlah yang terbatas, namun cakupannya bisa merengkuh sebagian besar permasalahan.
- 3. APAKAH CARA BERTANYA GURU SUDAH BENAR?
Ketika guru mengajar, seyogyanya apa yang dijelaskan bisa dipahami dengan baik oleh siswa. Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, guru sebaiknya mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tersebut lebih dimaksudkan untuk mengukur bagaimana materi yang bisa dibicarakan bisa diresapi dalam hati dan sanubari siswa. Ketika bertanya, guru harus hati-hati dan cermat. Pertanyaan juga harus cukup jelas kemana arahnya, dan jelas pula apa yang seharusnya menjadi jawabannya.
- 4. APAKAH GURU SUDAH MEMBERI KESEMPATAN KEPADA SISWA?
Kesempatan yang seharusnya diberikan kepada siswa jangan sekali-kali dilewatkan. Artinya, jangan sampai guru hanya berpikir untuk menang sendiri. Jangan sampai guru selalu merasa bebas merdeka untuk apa saja kepada siswa, namun siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya. Bila hal itu terjadi, guru benar-benar telah gagal menjalankan tugasnya. Kegagalan itu berdasarkan pada pemikiran bahwa criteria keberhasilan guru mengajar adalah bila siswa dapat memberikan pertanyaan sebanyak-banyaknya kepada guru, dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu, dalam tatap muka di kelas, setiap ada tambahan pembahasan baru, guru harus membuka peluang bagi siswa untuk bertanya.
Ada nilai positif dari setiap pertanyaan. Bertanya berarti mengetahui permasalahan umum yang mendasar secara global, sedangkan bagian-bagian tertentu yang belum dipahami tentunya akan ditanyakan pada guru. Berbeda halnya jika siswa sama sekali tidak bertanya. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, tidak bertanya karena sudah merasa paham tentang sesuatu, dan kedua, sama sekali tidak mengerti tentang prinsip-prinsip dasarnya. Kalau hal yang prinsip saja tidak tahu, maka bisa dipastikan pengembangan dan perluasannya pun tidak akan diketahui. Oleh karena itu, guru mengajar harus membuka peluang selebar-lebarnya agar siswa tergelitik untuk bertanya.
- 5. APAKAH GURU SUDAH MEMBERI LATIHAN YANG MEMADAI KEPADA SISWA?
Latihan adalah wahana untuk menerapkan bermacam penjelasan dari guru. Melalui latihan, guru bisa tahu apakah teori, keterangan, atau sebuah analisis sudah dikuasai oleh siswa atau belum. Latihan yang disediakan oleh guru harus memiliki relevansi dengan penjelasan atau keterangan yang sudah diberikan. Latihan juga harus bisa memberikan prediksi tentang berhasil atau kurang berhasilnya guru mengajar. Dari hasil latihan akan terpancar seberapa jauh siswa dapat memahami keterangan guru.
- 6. APAKAH HASIL LATIHAN SISWA SUDAH GURU KOMENTARI?
Latihan yang diberikan oleh guru akan ditanggapi dengan serius oleh siswa. Latihan-latihan yang ditunjukan kepada siswa harus dipandang sebagai pemberi petunjuk bagi guru, sebab dalam latihan itu ada kesimpulan tentang materi yang sudah dikuasai oleh siswa dan sebaliknya. Bagian yang belum dikuasai oleh siswa akan tercermin lewat tingginya tingkat kesalahan dalam menjawab soal atau menyelesaikan tugas-tugas. Oleh karena itu, latihan harus diberi komentar yang tepat oleh guru. Kalau latihan itu tidak diberi komentar sedikitpun, siswa akan bingung. Yang dipikirkan oleh siswa adalah bagaimana sebenarnya dengan hasil latihannya, benar atau salah? Jika tidak ada komentar dari guru, maka siswa akan selalu penuh dengan keraguan.
- 7. APAKAH BAHASA YANG DIGUNAKAN GURU DIPAHAMI SISWA?
Permasalahan bahasa adalah jalan yang harus dilewati, karena bahasa adalah penghubung kedua belah pihak. Bila guru berposisi pada satu pihak dan siswa berada dipihak yang lain, hubungan keduanya dapat dijalin dengan bahasa yang tepat. Ketepatan itu ditandai dengan tidak timbulnya masalah. Artinya, apa yang dikehendaki guru tersampaikan persis seperti yang ingin disampaikan. Agar bahasa yang digunakan oleh guru dipahami oleh siswa dengan baik, guru harus pandai-pandai menyusun kalimat, pintar-pintar memilih kata yang tidak mengandung makna ganda, dan pintar pula memilih kata-kata yang ekspresif untuk mengungkapkan sebuah maksud dengan ringkas tetapi jelas.
- 8. APAKAH GURU SELALU MEMPERHATIKAN TUGAS-TUGAS SISWA?
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa, harus diperhatikan oleh guru. Perhatian itu dilakukan untuk meyakinkan apakah tugas yang dikerjakan benar, tepat sasaran ataukah sebaliknya. Atau bisa jadi, ternyata tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa hanya berprinsip asal jadi tanpa mempedulikan kualitas. Untuk itu, guru harus dengan cermat memperhatikan tugas-tugas siswa.
- 9. APAKAH EVALUASI YANG GURU LAKUKAN SUDAH BENAR?
Mengevaluasi berarti menilai, member keputusan tentang penghargaan yang sepantasnya, yang sepadan. Bila system evaluasi guru sudah benar, dan hasilnya mantap maka akan tumbuh keyakinan bahwa materi telah disampaikan dengan baik oleh guru. Fakta itu berarti juga memenuhi tiga keunggulan yang salah satu pun tidak boleh ditinggalkan yaitu program, pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri. Program harus cermat, pelaksanaan harus tepat dan evaluasi harus akurat.
- 10. APAKAH GURU SUDAH MEMPERHATIKAN PROGRAM-PROGRAM YANG DIBUAT DENGAN BENAR?
Program adalah asal muasal, dan kerangka acuan yang akan dituju. Oleh karena perannya diletakkan di depan, maka program-program yang dibuat oleh guru harus diperhatikan benar-benar. Kesalahan menyusun program bisa menyebabkan terjadinya serangkaian tindakan yang mungkin tidak kena sasaran. Sementara itu, program selalu diikuti dengan pelaksanaan dan didukung dengan pendanaan. Kalau programnya salah, pasti akan terjadi kesia-siaan, yang berarti juga kerugian. Untuk itu, semua program yang disiapkan oleh guru harus benar-benar diperhatikan.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP pendowo Ngablak
-
there are no comments yet