Article Detail

Sejenak Bijak: Nrima Ing pandhum

Masih ingatkah Anda tentang ungkapan yang berbunyi, “Bandha bisa lunga, pangkat bisa oncat, bojo ayu bisa mlayu,” harta bisa pergi, pangkat bisa lepas, istri cantik bisa lari. Banyak orang menjadi stress, menderita schizophrenia, menjadi gila karena ditinggal hartanya. Hilangnya harta bisa membuat orang tersiksa. Pepatah mengatakan, “kalau saja Anda kehilangan harta maka anda baru kehilangan sedikit, kalau saja Anda kehilangan kesehatan, Anda baru kehilangan separoh, tetapi kalau Anda telah kehilangan harkat-martabat dan harga diri, maka Anda telah kehilangan segala-galanya.”

Memang masing-masing manusia mempunyai karakter sendiri-sendiri. Bagi seorang hedonis (orang yang menyukai kesenangan dan kenikmatan duniawi), maka dia akan menempuh jalan apa saja demi untuk mendapatkan harta. Baginya yang penting dia harus harus menikmati hidup ini. Tidak peduli orang-orang lain menjadi korbannya. Akan tetapi, bagi seorang moralis, ia akan berpikir berkali-kali apabila diajak mencari/mengumpulkan harta, ia tidak mau kalau jalan mendapatkan harta itu bertentangan dengan moralnya. Seorang moralis beranggapan bahwa Tuhan menilai manusia bukan karena hartanya, pangkatnya, kedudukannya, keturunannya, tetapi dari perbuatannya kepada sesama manusia dan kasihnya kepada Tuhan.

Jika sampai pada waktunya, saat manusia di panggil ke hadirat Tuhan, semua harta tidak akan dibawa mati, harta takkan dapat menunda datangnya ajal, semua yang kita punya takan bisa kita bawa mati. Ketika bayi dilahirkan dalam keadaan telanjang dan bertangan kosong, demikian pula bila orang meninggal dunia, tangannya tidak membawa apa-apa.

Tak seorang pun yang tidak merindukan kebahagiaan dan ketenangan hidup, tapi kedua impian itu tidak dapat dibeli, harta tak sanggup mempersunting keduanya, karena keduanya itu terlahir untuk dan hanya diberikan kepada orang-orang yang berhati kaya, hati yang nrima ing pandhum. (hati yang tidak banyak keinginan, hati yang ikhlas, dan hati yang tidak menggilai harta benda).

 

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment