Article Detail
Sejenak Bijak: Jangan katakan Mengapa Aku Selalu Menderita
Saat hati menderita, di sana ada suatu kegelisahan, takut, kekurangan dan kecemburuan social. Hapuskanlah hal-hal itu dari perasaan Anda, karena kebahagiaan adalah musuh bagi hal-hal itu. Hati yang merasa cuku,p tenang, tidak takut dan tidak cemburu adalah hati yang bahagia. Sebenarnya kebahagiaan hanyalah masalah suasana hati saja, bagaimana anda membimbing perasaan Anda dan bagaimana Anda menempatkan keinginan Anda. Ketika Anda tidak bisa menenangkan perasaan dan pikiran Anda, ketika Anda tidak bisa menempatkan nafsu dan keinginan Anda, maka bagaimana mungkin Anda bisa merasakan kebahagiaan?
Jangan pertanyakan, “Oh kebahagiaan, dimanakah engkau berada,” tapi pertanyakanlah, “Mengapa aku tak mau melakukan perubahan pada diriku sendiri dan menata hatiku yang selalu merasa sedih ini?”
Bentengilah diri Anda dengan kata-kata yang baik, nasihatilah diri Anda dengan pesan-pesan kebajikan, dan jauhkanlah diri Anda dari sifat-sifat buruk, niscaya Anda akan menemukan kenahagiaan. Sesungguhnya kebahagiaan tidak jauh dari diri Anda, sebaliknya ia selalu berada di dekat Anda, namun karena Anda sendiri yang banyak keinginan, maka penderitaan itulah yang Anda rasakan.
Penderitaan itu laksana sayap-sayap keinginan yang selalu menerbangkan angan-angan manusia, sehingga semakin jauh manusia itu terbang, semakin menderitalah dia. Yah, kebahagiaan yang diharapkan tapi penderitaan yang dirasakan.itulah manusia yang terlalu jauh angan-angannya. Tidak mau mengoreksi diri sendiri dan yang dikoreksi adalah diri orang lain. Sifat cemburu, rakus dan ingin meniru gaya hidup orang lain yang tak semestinya ditiru itulah awal mula munculnya perasaan-perasaan tidak nyaman, sehingga kegelisahan pun menendang-nendang dinding hatinya. Resah pun tak terhindarkan, dan ketika dinding hati meretak, derita pun menghujamnya.
Jangan katakana, “Mengapa aku selalu menderita,” tapi katakanlah, “Pintu kebahagiaan selalu terbuka. Penderitaan adalah awal menuju ke pintu kebahagiaan, karena di balik penderitaan ada kebahagiaan.” Dan berbisiklah kepada diri Anda bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dibutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
-
there are no comments yet