Article Detail
STRATEGI BALANCED SCORCARD UNTUK PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Balanced Scorcard (BSC) adalah instrument manajemen yang menyediakan alat ukur komprehensif tentang kemajuan organisasi dalam usaha mencapai tujuan stratejiknya. Pengaturan organisasi dengan menggunakan BSC akan berdampak pada pengembangan-pengembangan financial dan non-finansial.
Empat Perspektif Balanced Scorcard (BSC)
Sttrategi BSC terdiri atas empat perspektif, yaitu: Learning Group Perspective, Internal Perspective, Customer Perspektif dan Financial Perspective.
Lerning Group Perspective adalah adalah credo atau keyakinan bahwa untuk mencapai visi organisasi, seluruh unsurnya harus terus belajar memperbaiki diri. Internal Perspective adalah adalah upaya untuk terus menggugat diri dengan pertanyaan, bagaimana caranya memuaskan pelanggan kita.
Customer perspective adalah cara bagaimana kita memandang pelanggan kita. Perspektif ini sangat penting, karena hidup matinya sebuah institusi sangat bergantung pada pelanggan. Lagi pula, gambaran (image) yang baik atau pun yang buruk tentang institusi akan sulit terhapus.
Sedangkan Financial Perspective adalah keuntungan (profit) yang ingin dicapai. Economic value added apakah yang akan dicapai. Bagi dunia pendidikan target utamanya ialah persoalan nilai pendidikan seperti apakah yang akan dicapai oleh institusi atau lembaga pendidikan.
Ukuran keberhasilan lembaga pendidikan adalah menghasilkan qualified workforce yang tidak hanya mampu bekerja, tetapi utamanya berkemampuan untuk terus memperbaiki diri, memiliki instrument dan skil yang pasti untuk memenuhi tuntutan, serta berkemampuan belajar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). Singkatnya, qualified workforce adalah lulusan berjiwa entrepreuner.
Kerangka Peta Strategi
Yang dimaksud dengan kerangka peta strategi adalah kerangka yang memberi gambaran tentang jenis-jenis target stratejik yang harus ada baik di dalam perspektif financial, pelanggan, dan bisnis internal, maupun dalam perspektif belajar serta pertumbuhan.
Di dalam perusahaan swasta, wawasan keuangan (perspective financial) merupakan tujuan utama, tanpa harus mengorbankan kepentingan komunitas, lingkungan, pemerintah, dan sebagainya. Di dalam wawasan keuangan suatu organisasi, tujuan stratejiknya adalah nilai jangka panjang dari pemilik perusahaan (the owner).
Tujuan ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni: pertumbuhan pendapatn dan penghematan biaya. Dalam rangka perspektif keuangan ini pula, sangat diperlukan cost awareness (sadar biaya), artinya pengelola memiliki financial intelligence. Sebagai contoh, pengelola lembaga pendidikan mengetahui persis unit cost, atau total biaya per siswa. Cost awareness ini pun dapat mendorong pengelola untuk memanfaatkan idle asset untuk mendatangkan income dan bersikap rasional dalam seluruh kebijakan.
Costumer Perspective atau perspektif pelanggan ini amat penting karena tanpa pelanggan, organisasi tidak dapat hidup. Perspektif Pelanggan meliputi: Upaya menggaet pelanggan baru (customer acquisition), perwatan pelanggan (cutomer retention), pangsa pasar (market share) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Internal Process perspective. Perspektif ini mencerminkan proses-proses kunci yang harus dioptimalkan untuk mencapai kebutuhan pelanggan. Di dalamnya terdapat tema operation management sebagai proses untuk menghasilkan produk barang atau jasa tertentu. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan di sini adalah pasokan produksi dan distribusi.
Tema kedua ialah customer management process, yakni proses untuk meningkatkan nilai konsumen. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan di sini adalah: selection, acquisition, retention, dan growth. Selanjutnya, innovation Process merupakan tema ketiga yang perlu diperhatikan. Di dalam tema ini yang menjadi focus adalah penciptaan dan pengembangan produk barang atau layanan baru.
Tema keempat adalah Learning perspective growth. Perspektif ini mencerminkan kemampuan yang harus dimiliki organisasi yakni: human capital, organization capital, information capital. Perspektif ini menunjukkan, bahwa sistem pengembangan sumber daya yang baik dan sistem informasi yang kokoh amat mempengaruhi kinerja organisasi.
Adapun aspek-aspek yang perlu dikembangkan dari human capital adalah keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude). Organization capital terdiri dari budaya organisasi, kepemimpinan dan pengembangan organisasi. Sedangkan information capital meliputi sistem database dan jejaring.
Paulus Budi Winarto
Penulis Guru SMP Pendowo Ngablak
-
there are no comments yet