Article Detail

Proses Pembaharuan Kurikulum Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian TindaKelas (PTK) adalah suatu bentuk inkuiri pendidikan. Di dalam pelaksanaannya gagasan atau permasalahan guru diuji dan dikembangkan dalam bentuk tindakan. Guru sebagai pengembang kurikulum di kelas dapat melakukan tindakan-tindakan yang tergolong kearah proses pembaharuan kurikulum, karena Penelitian Tindakan Kelas:

1)      Merupakan sebuah proses yang diprakarsai guru untuk menanggapi situasi praktis tertentu yang harus mereka hadapi.

2)      Situasi tersebut merupakan pelaksanaan bagian dari kurikulum yang terganggu dan menimbulkan persoalan bagi guru, misalnya, karena penolakan peserta didik yang tidak mau belajar.

3)      Apabila tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas itu merupakan upaya dalam inovasi pembelajaran, dan ternyata menimbulkan respon yang controversial dikalangan staf guru lainnya karena dipandang bertentangan dengan hakikat belajar mengajar dan evaluasi selama ini, maka Penelitian Tindakan Kelas dapat membantu memberikan kepastian tentang manfaatnya kepada staf guru tersebut.

4)      Permasalahan atau isu-isu yang didiskusikan berlangsung dalam wacana yang bebas dan terbuka, ditandai oleh rasa toleransi dan menghormati pendapat orang lain, dan tidak dibatasi oleh wewenang  pimpinan dalam menerima hasil-hasil penelitian.

5)      Proposal penelitian yang mengusulkan perubahan dianggap sebagai hipotesis kerja yang harus diujikan terlebih dahulu dalam praktik, sebagai pertanggungjawaban atau akuntabilitas terhadap staf pengajar lainnya.

6)      Penelitian ini merupakan pendekatan yang  akar rumput atau grass roots sifatnya, memakai pendekatan “bottom up” dan bukan “top down” dalam mengembangkan kebijakan atau strategi pengembangan kurikulum yang seyogyanya difasilitasi oleh pimpinan lembaga pendidikan yang bersangkutan. (Elliott,1991:9).

Memang biasanya barbagai kebijakan pendidikan berlangsung dari atas ke bawah, melalui keputusan menteri, dilanjutkan dengan instruksi kepada dinas pendidikan di daerah, diteruskan dengan instruksi kepada kepala sekolah, kemudian baru dilaksanakan di lapangan oleh guru di kelas. Pendekatan seperti inilah yang  memberikan citra sekolah sebagai pabrik yang bekerja dengan dasar masukan-keluaran atau input-output, para peserta didik sebagai materi masukan, guru sebagai petugas yang mengolah materi dalam proses produksi yang disebut kurikulum, dan pimpinan sekolah sebagai manajer pabrik (Hopkins, 1993:34).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan mengubah citra ini,   akan membebaskan guru dari posisi pengolah dalam pabrik menjadi otonom dalam kelas, dan guru dalam peranannya sebagai peneliti akan bersifat membebaskan, yang berarti meningkatkan kepada kesetaraan serta mengembalikan rasa percaya diri dan selanjutnya harga diri.

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment