Article Detail

Pemberdayaan OSIS Di Sekolah

Pembinaan dan pengembangan potensi para siswa di sekolah selain melalui Proses Belajar Mengajar (PBM), juga dapat ditempuh melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Tidak berlebihan kalau wadah OSIS dipandang penting dan strategis. Dikatakan penting karena OSIS ini berperan sebagai wadah bagi para siswa membina dan mendewasakan diri secara otodidak (siswa belajar sendiri dari pengalaman dan pengamatan) maupun secara berencana (mengikuti prosedur pembinaan secara terprogram dan terjadwal). Dikatakan strategis  karena OSIS merupakan wahana penerapan strategi pembinaan kesiswaan yang dapat dilakukan secara terus menerus dan terencana.

Ada banyak hal positif maupun negatif yang bersifat menantang yang dialami para siswa baik secara pribadi maupun secara bersama-sama (sosialisasi) selama aktif menjadi anggota dan pengurus OSIS. Hal-hal positif dan yang bersifat menantang itu merupakan pengalaman yang tertunda yang akan muncul kemudian sebagai suatu kenangan pribadi. Pengalaman itu ada yang langsung (dan sangat) terasa, tetapi ada yang berlangsung begitu biasa, tak terasa dan sangat alami. Adapula pengalaman lain yang diperoleh secara sengaja karena diakibatkan adanya kegiatan yang direncanakan sebelumnya misalnya Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).

Aktivitas positif yang diadakan OSIS bertujuan membangun potensi siswa, mengembangkan wawasan berpikir, mendewasakan mental dan kepribadian, menambah pengetahuan dan keterampilan siswa, dan lain-lain. Banyak hal dipelajari siswa dalam OSIS seperti cara berorganisasi, menyusun program kerja, cara memecahkan masalah, bermusyawarah, mengambil keputusan, belajar bagaimana menjadi anggota organisasi, belajar melayani sesama dan berkorban bagi siswa lain, belajar menuntut hak dan kewajiban dengan cara yang baik dan benar.

Hal positif yang mengandung nilai-nilai itu terkait erat dengan para siswa sebagai peserta didik dan generasi muda yang sedang mencari arah dan cara pembentukan watak dan jati dirinya. Para siswa akan mengalami kemajuan pesat dalam dirinya bila ia sungguh-sungguh aktif. Secara struktural program kerja OSIS sebenarnya tidak terikat, tetapi terkait dengan kurikulum sekolah. Program kerja OSIS tidak bertentangan atau terpisah dengan program belajar mengajar, tetapi berfungsi sebagai sarana pelengkap kegiatan belajar mengajar dan searah dengan jalur pendidikan formal sekolah. tujuan dan sasarannya satu yaitu mendidik siswa.

Program kerja yang terkait dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan dunianya, arah dan tujuannya jelas akan mendorong siswa menjadi aktif, kreatif, dan termotivasi semangat mudanya untuk mendayagunakan potensinya melalui program kerja yang berbobot dan bernilai. Dalam proses yang dilalui dengan melaksanakan program kerja nyata para siswa dapat menyadari betapa bernilai dan kayanya potensi yang harus dikembangkan dan didayagunakan demi kemajuan pribadinya. Program kerja dalam proses pelaksanaannya dapat dipakai sebagai sarana pendorong munculnya keberanian siswa. Sikap yang dibina melalui pelaksanaan program kerja adalah sikap yang terkait erat dengan gaya dan watak siswa.

Maka sikap seperti rasa malu, tidak mengerti, tidak tahu, harus diubah kearah positif menjadi mengerti, tahu, dan berani tampil. Maka para siswa juga harus sadar dan paham bahwa selain belajar untuk mencapai prestasi akademik, penting juga untuk mengembangkan bakat, keterampilan, dan pembinaan diri.

Birokrasi sekolah yang serial, dinamis dan demokratis, didukung sarana dan prasaran yang memadai, serta keterlibatan para siswa yang bersemangat, akan memacu dan membuat wadah OSIS ini hidup, bergerak, aktif, berdaya guna mewujudkan peran dan visi-misinya. Peluang yang demokratis ini sangat mendukung siswa dalam mengembangkan kecakapannya agar mampu berperan dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat. Secara teoritis pemberdayaan dipahami sebagai upaya dari semua perangkat yang ada di dalam wadah OSIS untuk bergerak aktif menghidupkan OSIS dan sedapat mungkin menjalankan semua program yang bermanfaat bagi anggotanya.

Dengan demikian OSIS akan kelihatan hidup karena semua pengurus aktif kreatif berkarya sesuai kemampuan masing-masing. OSIS akan berdaya dan bergerak karena didukung insan-insan yang berdaya kerja, berkinerja, bersemangat melayani, kreatif dan aktif. Apakah makna, sasaran, maksud dan tujuan pembinaan? Pembinaan siswa yang mana? Apakah hanya siswa yang menjadi anggota dan pengurus OSIS saja yang mendapat pembinaan? Proses pembinaan mulai dari mana? Bagaimana caranya? Apa yang diutamakan, pembinaan pribadi para siswa atau sukses melaksanakan program kerja? Aspek mana yang harus didahulukan? Beberapa pertanyaan ini setidaknya sering menjadi titik perdebatan dalam praktik penyelenggaraan OSIS.

Konsep pembinaan siswa harus ditafsirkan secara jelas. Selama ini makna pembinaan siswa terkesan siswa berada dalam posisi diam dan pembina  sibuk memberi pembinaan.  Secara teoritis konsep “pembinaan siswa” harus dipraktikkan secara lain dan berbeda dalam realitas. Artinya bahwa siswa itu bukannya dibina tetapi dibantu, dimotivasi melalui kegiatan dan tata cara pembinaan agar siswa sendiri yang berkembang sesuai dengan potensinya. Jadi pembina hanya berperan sebagai pendamping, motivator, dan fasilitator. Dengan demikian maka pemberdayaan OSIS di sekolah sungguh-sungguh akan terwujud.


Paulus Budi Winarto, SPd
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment