Article Detail

Pembentukan Karakter Melalui Dongeng

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng adalah hasil sastra lisan yang sudah dikenal sejak zaman dahulu dan disampaikan turun temurun dari mulut ke mulut. Dongeng merupakan hasil imajinasi yang tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim). Sedangkan mendongeng adalah kegiatan menceritakan dongeng.

Zaman dahulu, mendongeng merupakan seni penghibur di kalangan keluarga kerajaan. Ketika raja sedang berduka, seorang pendongeng diundang ke istana untuk bercerita, karena itu dongeng dijadikan obat pelipur lara. Hidup para pendongeng dijamin oleh raja, bahkan mereka diberi gelar kehormatan dan mempunyai kedudukan penting sebagai juru hibur kerabat raja.

Seiring dengan perkembangan zaman, dongeng bukan lagi milik kerabat kerajaan semata, namun telah menjadii milik masyarakat luas. Kini siapapun bisa menikmati dongeng. Dongeng juga sering hadir di berbagai panggung hiburan anak-anak, televise, radio, dan lain-lain. Di sekolah, guru pun sering menyampaikan dongeng pada murid-muridnya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, budi pekerti, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Secara garis besar, dongeng dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

  1. Legenda adalah dongeng yang menceritakan asal mula suatu tempat, misalnya  Asal Mula Rawapening, Legenda Danau Toba, dan sebagainya
  2. Fabel adalah dongeng yang tokohnya binatang, namun dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Contoh fable yaitu Si Kancil dan Buaya, Serigala dan Tiga Babi Kecil, Sang Kodok, dan sebagainya.
  3. Mite adalah dongeng yang bercerita tentang para dewa dan mitos yang berkembang di masyarakat. Contohnya dongeng Dewi Sri, Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
  4. Cerita Rakyat adalah dongeng yang berasal dari suatu daerah tertentu, misalnya Malin Kundang dari Sumatera Barat, dan sebagainya.
  5. Pelipur Lara merupakan dongeng yang disajikan sebagai pengisi waktu istirahat untuk menghibur orang yang sedang sedih, misalnya di daerah Sumatera Barat dikenal dengan istilah juru pantun, dan sebagainya.

Manfaat Belajar Mendongeng

Mendongeng atau bercerita bukan hanya untuk menghibur saat sedang berduka, tetapi bisa dijadikan kegiatan belajar di kelas. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara. Selain itu, kegiatan mendongeng di depan kelas berimplikasi pada keterampilan berbahasa lisan, yaitu keterampilan menyimak, membaca, dan menulis.

Manfaat mendongeng bagi siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut:

  1. Keterampilan Berbicara

Manfaat utama dari kegiatan mendongeng di depan kelas adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Siswa dilatih untuk mampun berbicara di depan banyak orang menggunakan bahasa Indonesia yang baik, sistematis, dan menarik. untuk dapat membawakan dongeng dengan baik, siswa harus memahami dan menghayati dongeng tersebut, juga memperhatikan artikulasi (kejelasan ucapan), intonasi (lagu kalimat), dan mimic (ekspresi wajah). Untuk itu siswa harus berlatih dahulu di rumah, dengan membaca, menghapal, dan memahami karakter tokoh-tokoh yang akan didongengkan.

 

  1. Keterampilan Menyimak

Melalui kegiatan mendengarkan pembacaan dongeng, siswa dilatih untuk menyimak. Siswa yang tidak mendapat giliran mendongeng diharuskan menyimak dongeng yang dibawakan oleh kawannya, kemudian dituliskan kembali sebagai laporan.

  1. Keterampilan Membaca

Dongeng yang akan dibawakan oleh siswa di depan kelas bisa diperoleh dari buku cerita, majalah, Koran, dan bahan bacaan lainnya. Untuk itu siswa dituntut untuk memahami naskah dongeng sebaik-baiknya, hapal alur (jalan cerita), mengenal karakter masing-masing tokoh cerita, dan dapat menangkap amanat yang terdapat di dalam naskah dongeng tersebut.

  1. Keterampilan menulis

Meski kegiatan mendongeng fokusnya pada keterampilan berbicara, namun keterampilan menulis pun bisa terangkum juga. Siswa yang sudah membaca naskah dongeng dilanjurkan untuk menuliskan ringkasan ceritanya (sinopsis). Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mendongeng dengan lebih lancar. Di samping itu, siswa diharap membuat laporan kegiatan pembelajaran mendongeng. Dongeng yang dibawakan oleh kawannya harus ditulis ringkasan ceritanya.

 

Melalui pembelajaran mendongeng, siswa dituntut untuk terampil berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Jika pembelajaran mendongeng tersebut dilaksanakan dengan baik, maka keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dimiliki oleh siswa. Selain itu, dengan pembelajaran mendongeng siswa akan tumbuh kecintaannya terhadap dongeng. Dongeng juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk karakter peserta didik.

 

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment