Article Detail

Pedoman Etik Bagi Guru yang Meneliti

Kebebasan guru dalam meneliti tidak berarti tidak ada batasnya. Mereka bekerja dan hidup dalam lembaga sosial yang memiliki norma-norma atau kaidah-kaidah yang harus diikuti.kegagalan dalam memenuhi aturan-aturan sosial ini, tidak hanya menggagalkan upaya-upaya perbaikan, akan tetapi juga akan menghapus apa yang sudah ada. Karenanya ada baiknya memperhatikan seperangkat pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan, sebagai berikut:

  1. Meminta kepada orang-orang, panitia, atau yang berwenang memberi persetujuan dan izin.
  2. Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.
  3. Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.
  4. Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan protes.
  5. Meminta izin eksplisit untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan pembelajaran.
  6. Minta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila diizinkan.
  7. Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat, dan adil.
  8. Wawancara, pertemuan, atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat, dan adil.
  9. Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.
  10. Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada pertemuan dewan guru, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua siswa, dan lain-lain.
  11. Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial.
  12. Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas, sebelum penelitian berlangsung.
  13. Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapa pun yang terlibat, maka laporan tidak boleh di veto atau dilarang karena alas an kerahasiaan.

 

 

 

 

 

 

 

Mengidentifikasi Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai fokus Penelitian Tindakan kelas (PTK). Apabila guru sudah berhasil merumuskan masalah apa sebenarnya yang dapat dijadikan focus dalam Penelitian Tindakan kelas, untuk meyakinkan guru bahwa sudah mengidentifikasi focus permasalahan yang bias dijadikan bahan penelitian kelas, cobalah ajukan beberapa pertanyaan sebagai bahan pengembangan:

  1. Apakah dengan focus tersebut guru dapat memperbaikinya?
  2. Apakah orang lain juga merasakan hal yang kurang beres itu?
  3. Apakah guru merasa kebingungan dengan apa yang ditemukan?
  4. Apakah guru semakin terdorong untuk mencari solusi untuk permasalahan ini?

Apakah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas telah meyakinkan bahwa ada permasalahan yang perlu ditangani maka masalah yang ditemukan adalah masalah pembelajaran yang benar-benar dialami di kelas, dan bukan masalah yang diminta oleh Kepala Sekolah untuk diteliti, atau siapa pun juga yang menyarankan untuk diujicobakan di kelas.

Namun apabila masih merasakan keraguan apakah benar telah menemukan focus permasalahan untuk diteliti, guru dapat berdiskusi dengan rekan sejawat sesame guru, atau meminta pertolongan pihak lain yang dikenal dan mengetahui model penelitian ini, atau lakukanlah dengan menggali wacana tentang Penelitian Tindakan Kelas yakni membaca sendiri buku-buku tentang hal itu.

Ada beberapa hal yang patut diperhatikan, bahwa untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebaiknya dilakukan semacam feasibility study terlebih dahulu, seperti:

  1. Apakah guru bersedia dan mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini dalam peran sebagai peneliti/mitra peneliti?
  2. Apakah kegiatan ini tidak merepotkan atau menyita waktu guru?
  3. Apakah siswa di kelas sudah dipersiapkan untuk kegiatan ini dan mereka siap dan bersedia untuk membantu/berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini?
  4. Apakah suasana kelas/iklim sekolah kondusif untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas?
  5. Apakah sarana kelas/sekolah cukup tersedeia untuk kebutuhan penelitian?

 

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

 

 

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment