Article Detail

Observasi Sistematis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Para peneliti dapat saja merancang bentuk pengamatan beserta kualifikasinya dengan kreatif, kemudian mendiskusikannya untuk mencapai persetujuan bersama. Kemungkinan dalam membicarakan pengamatan sistematik ada yang mengususlkan berbagai macam skala yang dapat dimanfaatkan dalam situasi-situasi tertentu olah guru, dilengkapi dengan ilustrasi detail dalam skala interaksi dari FIAC (Flanders Interaction Analysis Categories). Pengamatan dengan menggunakan skala biasa disebut pengamatan kelas secara sistematis (Hopkins, 1993:106).

Akan tetapi perlu dipikirkan, bahwa dengan menggunakan skala, pera peneliti akan mengambil pikiran-pikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, sedangkan pegangan pokok dalam penelitian ini adalah bahwa observer akan melakukan suatu pengamatan terhadap tindakan guru untuk mencoba sesuatu dalam pembelajarannya dalam upaya meningkatkan kualitas yang sudah direncanakan dan dipikirkan bersama, dalam hubungan kemitraan guru-peneliti yang relevan dengan tindakan guru tersebut.

Hal lain yang perlu dipikirkan adalah bahwa pengamatan dengan menggunakan skala ini sangat menekankan aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan  perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisis yang kaya. Pencatatan jumlah yang mengabstrasikan apa yang sebenarnya terjadi di kelas cenderung menghilangkan aspek manusia secara faktual (dehumanisasi) dan aspek refleksi dalam penelitian ini. Padahal kekayaan dan kebermaknaan penelitian kelas justru terletak pada hal-hal tersebut.

Simons (1978, dalam Elliot, 1991) mengemukakan bahwa guru cenderung menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner dalam mengumpulkan datanya karena menjaga agar tidak terjadi hal yang mengganggu apabila teknik observasi atau wawancara akan merusak hubungan-hubungan guru di sekolah. guru juga tidak begitu merasa yakin akan keterampilannya sebagai peneliti kualitatif dalam mengamati dan mewawancarai, dan karenanya mereka cenderung mengambil peran sebagai peneliti kuatitatif. Jadi guru cenderung membagi dua perannya sebagai guru dan sebagai peneliti. Padahal dalam budaya professional yang reflektif sifatnya, peran guru dan peran peneliti adalah dua aspek dari satu peran dalam pengertian bahwa mendidik mempunyai aspek meneliti dan meneliti juga merupakan bentuk dari mendidik.

Kendala di atas mungkin timbul dari nilai-nilai yang bertentangan, yaitu antara menggunakan hak untuk mengetahui dan hak untuk melindungi pribadi. Antara lain ditampilkan oleh sikap keengganan guru sebagai peneliti internal mengemukakan informasi yang dikumpulkan oleh seorang partisipan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah karena termasuk ke dalam kualifikasi pengetahuan yang pribadi sifatnya.

Untuk mengatasi kendala tersebut, ada baiknya pengumpulan informasi yang konfidensial sifatnya dilakukan oleh peneliti luar, yang tidak merasakan adanya obligasi untuk melindungi hak-hak pribadi seseorang, karena memang kaidah-kaidah menghormati hak-hak pribadi termasuk ke dalam budaya profesional guru; atau guru tersebut benar-benar memerankan peneliti sebagai peneliti luar sehingga ia mempunyai kelugasan yang ditandai oleh teknik-teknik pengumpilan data yang tidak pribadi sifatnya atau impersonal, antara lain dengan melindungi identitas pemberi informasi dengan nama yang bukan sebenarnya (Elliot, 1991:16).

Bagaimanapun, data kuantitatif dipakai secara terbatas saja dalam penelitian tindakan kelas yang bertujuan memperbaiki mutu pendidikan, yaitu sifatnya memperkaya atau mendukung suatu analisis. Sebagai contoh, daftar siswa dan jumlah siswa, daftar nilai, daftar orang tua dengan pendidikan atau pendapatannya akan sangat membantu analisis. Perlu diingat bahwa hak melindungi pribadi seseorang sepatutnya tidak bertentangan dengan kebutuhan metodologi praktik-praktik kolaboratif reflektif yang sudah mengakar tumput dalam bentuk penelitian tindakan kelas.

Sumber : Rochiati Wiriaatmadja. 2009.Metode penelitian Tindakan kelas.Bandung:PT Remaja

                   Rosdakarya

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment