Article Detail

Multiple Intelegences

Rekoleksi sehari siswa-siswi SMP Pendowo Ngablak yang dibimbing oleh Romo Matias Wahyudi MSF mengambil tema "Bersama Tuhan meraih Prestasi". Dalam Paparannya Romo Yudi mengajak peserta rekoleksi untuk mengenali dan memahami kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing peserta, sebab setiap orang diciptakan oleh Tuhan dengan berbagai keceerdasan yang berbeda-beda.

Teori intelegnsi majemuk (multiple intelegences atau MI) ditemukan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan. Dia adalah seorang profesor di bidang pendidkan dari Graduate school of Education, Harward University. Dalam bukunya Frames of Mind pada 1983 dan dipublikasikannya pada tahun 1993 dengan judul Multiple Intelegences.

Gardner mendefinisikan intelegensi adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Gardner menyatakan bahwa kecerdasan lebih berkaitan dengan kapasitas seseorang dalam memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan kondusif dan alamiah.

Pada awalnya Gardner menemukan tujuh intelegensi yang dimiliki manusia. Pada buku Intelligences Reframed Gardner menambahkan dua jenis intelegensi lain yaitu intelegensi lingkungan dan intelegensi eksistensial. Dengan demikian seluruh penemuannya menjadi sembilan intelegensi manusia yaitu, (1) intelegensi linguistik, (2) intelegensi matematis logis, (3) intelegensi ruang, (4) intelegensi kinestetik-badani, (5) intelegensi musikal, (6) intelegensi interpersonal, (7) intelegensi intrapersonal, (8) intelegensi lingkungan, dan (9) intelegensi eksistensial.

Teori multiple intelegences tersebut memperluas lingkup potensi manusia melampaui pemahaman IQ. Dengan penemuan multiple intelegences maka pentingnya seorang guru mengembangkan semua ragam inteligensi peserta didik. Inteligensi yang berbeda dari peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya menjadikan dasar bagi guru untuk terus menerus menggali keragaman inteligensi yang dimiliki peserta didik.

Riset yang pernah dilakukan oleh Howard Gardner, Dunns, dan Barbara Prashnig menunjukkan bahwa kebanyakan peserta didik putus sekolah karena tidak mendapatkan prestasi yang baik di sekolah. Kegagalan menyelesaikan sekolah tersebut disebabkan antara lain di sekolah terkadang hanya menampung dua ragam intelegensi dari tujuh atau lebih intelegensi manusia. Dua ragam intelegensi yang biasanya dikembangkan di sekolah adalah intelegensi linguistik dan intelegensi logika matematika.

Intelegensi linguistik tertampung dalam dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, maupun ilmu sosial, sementara intelegensi logika matematika tertampung dalam pelajaran matematika dan ilmu-ilmu eksakta. Dari hasil riset Howard Gardner, Dunns, dan Barbara Prashnig di atas juga menyatakan bahwa peserta didik banyak yang putus sekolah karena merasa terabaikan dalam proses pembelajaran di sekolah. (Dryden & Vos, 2001).

Lantas bagaimanakah peran guru dalam mengembangkan keragaman intelegensi peserta didik? Bagaimanakah startegi pembelajaran yang baik untuk mengembangkan berbagai intelegensi? Bagaimana mengoptimalkan metode pembelajaran agar berbagai intelegensi peserta didik berkembang?

 

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2009: 126). Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir. (Uno, 2008:15). Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Berdasarkan peran guru yang antara lain sebagai perancang strategi pembelajaran, maka diharapkan guru memiliki kemampuan: merencanakan sistem pembelajaran, melaksanakan sistem pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan mengembangkan sistem pembelajaran. Banyak wacana tentang strategi pembelajaran. Salah satunya adalah strategi pelibatan siswa dalam proses pembelajaran. Kenneth D. Moore menyebutkan salah satu jenis strategi pembelajaran yaitu student centered instruction, atau pembelajaran berpusat pada siswa. (moore, 2001: 134).

Paradigma mengenai multiple intelegences membuat para guru harus berpikir ulang dalam merancang strategi pembelajaran, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran. Howard Gardner menyatakan bahwa otak manusia adalah organ yang sangat kompleks dengan kapasitas yang jauh lebih besar untuk belajar dibandingkan dengan yang sudah digunakan. Maksudnya, setiap manusia termasuk peserta didik ataupun guru berkesempatan mengembangkan potensi intelegensinya.

Hal-hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunaan strategi pembelajaran agar multiple intelegence peserta didik berkembang antara lain: (1) Aktivitas interaksi pembelajaran yang dipilih guru mendorong peserta didik untuk bertumbuh dalam berbagai intelegensi. (2) Guru memiliki pemahaman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mengembangkan seluruh intelegensi peserta didik. (3) Guru mengupayakan proses pembelajaran yang menyenangkan. (4) Guru selalu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mengembangkan berbagai  intelegensinya.

Dapat ditegaskan bahwa pada dasarnya tidak ada peserta didik yang bodoh. Tidak ada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Yang menjadi kendala adalah bagaimana proses pembelajaran yang memperhatikan keragaman intelegensi peserta didik. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan keragaman intelegensi peserta didik dengan mengembangkan berbagai metode dalam proses pembelajaran.

Metode

Salah satu standar yang digunakan untuk mengukur guru profesional adalah jika guru mampu menyampaikan materi pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran secara tepat. (Suyatno, 2009:321).

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal (Sanjaya, 2009:147)

Metode pembelajaran sangat penting perannya dalam mengoptimalkan intelegensi yang dimiliki peserta didik. Metode yang digunakan bukan saja baik tetapi tepat artinya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Dengan metode yang tepat dapat memberikan dorongan bagi peserta didik dalam mengembangkan berbagai intelegensi.

Keberhasilan guru pertama-tama ditentukan dalam penggunaan metode pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang baik dan tepat guru dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Metode pembelajaran dikatakan baik jika mengembangkan berbagai intelegensi peserta didik sehingga tujuan pendidikan tercapai.

Metode yang bervariasi dapat meningkatkan berbagai intelegensi peserta didik. Dengan metode yang bervariasi terjadi dinamika interaksi yang memungkinkan intelegensi tumbuh. Metode yang bervariasi memungkinkan peserta didik mengoptimalkan dua potensi otaknya, yakni otak kiri dan otak kanan. Potensi otak kiri dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang rasional, logis, analitis, sementara otak kanan mengarah pada aspek pemikiran yang intuitif, imajinatif, dan holistik

Upaya guru dalam mengembangkan metode dan meningkatkan intelegensi peserta didik antara lain: (1) Guru harus menguasai berbagai metode yang efektif sesuai dengan keragaman intelegensi peserta didik. (2) Guru terampil menggunakan berbagai metode pembelajaran sesuai dengan keragaman intelegensi peserta didik. (3) Guru perlu mengenali dan memahami keragaman intelegensi peserta didik. (4) Guru menampung berbagai intelegensi peserta didik yang berbeda-beda. (5) Guru melakukan uji coba terhadap berbagai metode agar berbagai intelegensi peserta didik dikembangkan. (6) Guru menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. (7) Guru menghargai keunikan intelegensi peserta didik. (8) Guru mengedepankan pentingnya peningkatan kualitas pembelajaran.

Dengan demikian, dalam kaitannya dengan pengembangan metode pembelajaran guru penting mengenali keunggulan dan kelemahan multiple intelegences yang dimiliki peserta didik. Pengenalan tersebut merupakan peluang untuk mengoptimalkannya sehingga membantu peserta didik dalam mengembangkan berbagai intelegensi yang dimilikinya. Pengembangan berbagai intelegensi peserta didik merupakan kesempatan bagi peserta didik dalam mengeksplorasi dunia, mengmbangkan kemampuan secara khas, dan meningkatkan kemandirian.

Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak

 

 

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment