Article Detail

Metode Pembelajaran Komunikatif

Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispisifikan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistic. Sepucuk surat adalah sebuah produk. Demikian pula sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang berhasil.

Contohnya menyampaikan pesan kepada orang lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan ini dapat dipecah menjadi:

1.       Memahami pesan

2.       Mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan keraguan

3.       Mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi

4.       Membuat catatan

5.       Menyusun catatan secara logis

6.       Menyampaikan pesan secara lisan

Dengan begitu, untuk materi bahasan penyampaian pesan saja, aktivitas komunikasi dapat terbangun secara menarik, mendalam, dan membuat siswa lebih intensif.

Dalam desain pembelajaran yang bernuansa komunikatif, ada beberapa jenis jenis desain pembelajaran. Desain itu adalah:

1.       Structural fungsional

2.       Struktur dan fungsi

3.       Focus variable

4.       Fungsional

5.       Nosional penuh

6.       Komunikatif penuh

Semua desain itu bersumber pada tiga tingkatan kompetensi komunikatif, yakni structural, fungsional, dan instrumental.

Struktural fungsional memisahkan antara bentuk dan fungsi komunikatif sehingga mudah untuk diterapkan. Bentuk linguistic disajikan lebih dahulu sebelum penyajian fungsi. Pengajaran komunikatif tidak diintegrasikan melainkan sebagai kelanjutan dari structural.

Struktur dan fungsi mewakili progresi structural dalam kerangka komunikatif. Unsur ketepatan dan kefasihan menjadi pijakan utama. Perkembangan structural menjadi dasar pengorganisasian fungsi komunikatif yang disajikan secara bersama-sama. Prinsip penyusunan desain pembelajaran harus mempertimbangkan bagaimana bahan dipelajari.

Fokus variable merupakan desain pembelajaran yang memberikan penekanan aspek-aspek yang terlibat dalam pembelajaran. Penekanan tersebut dapat dilakukan melalui cara penggeseran masing-masing aspek. Dengan begitu, tiap aspek yang merupakan variable itu dapat disentuh yang pada akhirnya dapat mengajak siswa untuk belajar secara serius. Pergeseran itu diantaranya dari penanganan structural butir-butir formal bahasa ke butir-butir retoris (wacana) kemudian ke instrument bahasa Indonesia.

Desain fungsional memusatkan pada perumusan tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk fungsi-fungsi komunikatif bukan dalam bentuk butir-butir formal bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran dalam desain fungsional menentukan pemilihan dan pengurutan materi gramatikal.

Nosional penuh adalah desain pembelajaran yang merupakan metode terkuat dalam perhatiannya terhadap masukan. Desain dispesifikan ke dalam keterampilan bahasa Indonesia secara khusus dan mendalam. Beberapa aspek diintegrasikan ke dalam aplikasi secara bersama-sama dengan harapan dicapai nosi yang tepat. Fungsi bahasa, struktur, sikap siswa dan tema dikembangkan secara terpadu dan serentak.

Komunikatif penuh bercirikan masukan yang minimal. Si pembelajar tidak seberapa diperhatikan. Yang diperhatikan adalah proses pembelajarnnya. Desain hanya bersifat kerangka yang terpenting adalah komunikasinya.

 

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment