Article Detail
Merenung Sejenak : Mau Berubah
Semuanya yang baru biasanya menarik tetapi sekaligus dipertanyakan. Sebab, belum dikenal seperti yang lama. Jangan-jangan yang baru justru lebih buruk daripada yang lama. Maka daripada nanti repot, aku memilih yang lama, deh. Bukankah yang lama lebih aman?
Pada waktu ditanya, “Mengapa murid-murid-Mu tidak berpuasa?” padahal kelompok lain justru berpuasa. Yesus mulai berbicara tentang yang baru dan yang lama. Mula-mula tentang secari kain yang baru, jangan ditambalkan pada baju yang sudah tua, lalu mengenai anggur baru, jangan dituangkan ke dalam kantong kulit yang tua. Yesus yang tumbuh di tengah berbagai adat-istiadat yang sangat kukuh karena dukungan kelompok fanatic, berani menawarkan sesuatu yang disebut-Nya “anggur baru”. Pemikiran tentang anggur tercipta dalam diri-Nya karena ia Ia selalu memandang masa hidup-Nya di dunia sebagai sejenis pesta pernikahan dengan umat Allah. Ia datang ke dunia bukan untuk memperberat hidup ini, melainkan justru untuk meringankannya. Ia datang untuk menyudahi pembagian manusia atas yang benar dan yang berdosa, pribumi dan non pribumi, Yahudi dan Yunani. Ia datang untuk memperstukan.
Anggur baru yang ditawarkan oleh Yesus ialah sukacita, senyuman kasih, damai, keyakinan akan kasih Allah dan kerahiman-Nya. Hidup ini jangan dijadikan muram. Berpuasa? Boleh saja! Tetapi, janganlah seluruh hidup dilewati dengan berpuasa saja. Peraturan? Boleh ada! Tetapi, jangan peraturan membunuh semangat manusia. Kehidupan serti dengan merangkul semua, tidak mengucilkan siapa-siapa. Manusia tanpa kasih dan yang tidak pernah merasa merdeka dalam Tuhan, adalah pakaian lama yang harus diganti dengan yang baru.
Sadarkah kita bahwa berelasi dengan Yesus searti dengan terus memperbarui diri?
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
-
there are no comments yet