Article Detail
Merenung Sejenak: Bagaikan Surga dan Kereta
Rasanya tidak ada jadwal seaneh jadwal kedatangan kereta api. Apa yang tertulis di papan selalu berbeda dengan kenyataan. Kereta selalu saja datang terlambat! Tak heran, di semua stasiun di Indonesia, penumpukan penumpang adalah pemandangan rutin sehari-hari. Orang-orang itu berkerumun, menanti dengan gelisah, sedikit-sedikit menengok ke kanan dan ke kiri.
Begitu kereta datang, langsung saja mereka menyerbu. Suasana mendadak riuh. Semua orang berdesak-desakan di pintu kereta yang sempit. Mereka berjuang agar bisa masuk ke dalam. Mereka mesti bergegas, sebab kereta tak berhenti lama. Yang santai-santai dan berlambat-lambat pasti akan tertinggal.
Dalam sejumlah segi, Kerajaan Allah ternyata mirip kereta api. Kedatangannya tak bisa dipastikan, sehingga kita dituntut untuk siap menyambutnya sewaktu-waktu. Agar bisa masuk ke dalamnya, kita pun harus berjuang, yakni dengan senantiasa memperbaiki kekurangan dan kelemahan diri. Itulah yang disebut pertobatan.
Dengan bertobat kita, kita memenuhi undangan Bapa untuk menikmati kebahagiaan kekal bersama-Nya. Lakukanlah pertobatan segera, sebelum terlambat. Kita tidak tahu kapan saat akhir mendatangi kita. Menunda-nunda pertobatan tidak ada gunanya, selain membuat kita ketinggalan kereta.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
-
there are no comments yet