Article Detail

Mengenal Metode Belajar Matematika dari Jepang

Pada tahun 1954, seorang guru SMA di Jepang merancang suatu metode pembelajaran untuk pelajaran matematika. Dikisahkan bahwa seorang guru SMA bernama Toru Kumon diminta oleh istrinya untuk mengajari anaknya yang masih kelas dua SD untuk belajar matematika. Dari situlah kemudian Kumon merancang strategi belajar untuk anak sulungnya secara efektif. Hasilnya luar biasa sehingga namanya diabadikan untuk hasil kreatif penemuannya yaitu metode Kumon.

Sebelum Kumon merancang strategi belajar itu, dia memahami terlebih dahulu kemampuan atau potensi-potensi yang dimiliki anaknya. Karena untuk menyusun suatu konsep belajar memang sangat dibutuhkan pemahaman yang komprehensif tentang pelaku belajar itu. Dengan langkah ini, metode belajar Kumon tidak bisa diterapkan secara “totaliter”. Artinya, semua murid tidak bisa dipandang sama rata dalam hal kemampuan mereka. Tetapi masing-masing dipandang melalui potensi yang telah dimiliki untuk kemudian dikembangkan secara bertahap.

Dalam langkah memahami potensi-potensi murid itu perlu diadakan semacam tes penempatan, agar guru bisa dengan mudah menentukan level-level tertentu. Dalam metode kumon terdapat 23 level yang masing-masing memiliki orientasi pengajaran yang berbeda.

Setelah guru memahami betul potensi-potensi muridnya, barulah murid-murid belajar dengan model kursus selama 2 kali dalam seminggu. Sementara pengujian lewat ujian tertulis dengan melewati level-level tertentu dilakukan selama 2 kali berikutnya. Maksudnya, dalam 2 kali murid-nurid dikursus secara intensif dan dalam 2 kali berikutnya mengerjakan soal-soal ujian yang dirancang secara khusus.

Dalam mengerjakan ujian tertulis itu, murid-murid dihadapkan pada soal-soal tertentu yang wajib dikerjakan selama 30 menit. Dengan menentukan level-level tertentu sebanyak 23 level diharapkan setiap murid bisa mengalami kemajuan dalam setiap levelnya.

Yang menarik dari metode kumon adalah proses memotivasi diri terhadap murid-murid itu. Dengan bimbingan yang intensif, murid-murid diarahkan untuk bersemangat dalam belajar dan ditanamkan model berpikir penuh optimis. Dalam benak murid-murid ditanamkan semangat berpikir, “Aku pasti bisa!”, sehingga mampu membangkitkan semangat belajar mereka. Proses bimbingan belajar yang sangat memperhatikan semangat optimisme ini jelas memberikan kontribusi positif bagi keberhasilan suatu proses belajar.

Metode belajar ala Kumon ini memiliki kelebihan konseptual, yaitu dengan memadukan secara integral faktor internal dan eksternal dalam proses belajar. Faktor internal ini berupa motivasi dalam diri siswa yang bisa dilakukan melalui bimbingan secara intensif dari guru. Sementara faktor eksternal  itu berupa strategi belajar yang dilakukan secara bertahap.

Dalam aplikasi praktisnya, metode belajar ala Kumon telah berhasil secara memuaskan. Terbukti ketika anak sulung Toru Kumon itu berhasil menguasai pelajaran matematika, bahkan untuk pelajaran tingkat SMA sekalipun. Keberhasilan metode belajar Kumon itu kemudian tersebar dari mulut ke mulut, sehingga namanya diabadikan sebagai metode belajar yang satu ini.

Gagasan kreatif Toru Kumon kemudian diadopsi oleh banyak orang sehingga menjadi suatu tawaran alternatif  bagi proses pembelajaran matematika secara efektif. Saat ini metode Kumon telah masuk ke Indonesia dengan spesifikasi pada pembelajaran matematika. Namun metode ini bisa dikembangkan bukan hanya untuk pelajaran matematika, tetapi juga pelajaran lain.

Metode belajar bisa dipahami secara umum melalui beberapa konsep.

Pertama, proses pembelajaran harus dilandaskan atas prinsip potensi murid. Oleh karena itu, proses pembelajaran jelas tidak bisa disamaratakan. Seorang guru wajib mengenal potensi-potensi yang dimiliki murid-muridnya untuk kemudian dia menentukan level-level tertentu dalam proses belajar secara bertahap.

Kedua, metode Kumon tetap menggunakan sistem kursus, yaitu diadakan semacam pembekalan teori yang dilanjutkan dengan praktik secara kontinyu. Dalam hal ini metode Kumon sebenarnya menggunakan keseimbangan antara penggunaan teori dan praktiknya.

Ketiga, metode Kumon menggunakan sistem bertingkat-tingkat atau memakai level-level tertentu berdasarkan kemampuan murid-murid. Dengan menggunakan proses yang berjenjang diharapkan murid-murid mengalami kemajuan yang cukup berarti.

Keempat, metode belajar ala Kumon menggunakan bimbingan secara psikologis untuk membangkitkan gairah belajar murid-murid. Di sinilah letak kelebihan dari metode belajar ini. Sebab, semangat belajar tanpa kenal lelah harus terpatri dalam diri murid-murid. Dengan semangat optimis, murid-murid sebenarnya seperti diajak untuk menaklukkan mata pelajaran itu.

Dengan memahami metode belajar ala Kumon, kita sebenarnya bisa secara kreatif menempatkannya untuk mata pelajaran lain, selain matematika. Nah, soal bagaimana cara menempatkannya tergantung kreatifitas kita sendiri.

 
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang. 

 
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment