Article Detail

Membentuk karakter Siswa dengan lagu Wajib Nasional

Melalui lagu, jiwa seseorang dapat terangsang untuk melakukan gerak tubuh dalam rangka mengekspresikan makna yang diperoleh melalui syair-syair lagu tersebut menjadi suatu kegiatan yang nyata. Apabila seseorang sedang mendengarkan sebuah lagu yang syair-syairnya menceritakan tentang suasana yang gembira maka orang tersebut tentu akan mengekspresikan makna lagu tersebut dengan gerakan-gerakan tubuh yang lincah dan ceria. Begitu pula manakala seseorang sedang mendengarkan sebuah lagu yang syair-syairnya mengandung suasana yang sedih maka orang tersebut tentu akan mengekspresikan makna lagu itu dengan gerakan-gerakan tubuh yang lemah gemulai dan sendu.  Begitu pula halnya, bila seseorang sedang mendengarkan syair-syair lagu-lagu wajib nasional, jiwanya tentu berkobar karena terbakar oleh semangat yang menggelora di dalam syair-syair lagu wajib nasional tersebut.

 

 

Pengalaman sejarah

 

                Sejarah telah mencatat, betapa besarnya peranan lagu-lagu wajib nasional bagi upaya mewujudkan Indonesia merdeka. Suatu contoh: Ketika bangsa kita belum merdeka dan masih dalam upaya menggalang persatuan dan kesatuan; lagu “Satu Nusa Satu bangsa” yang syair-syairnya mengandung makna tentang persatuan dan kesatuan, mampu membakar jiwa para pemuda dari berbagai suku dan golongan sehingga akhirnya bersatu dan berikrar bersama pada tanggal 28 Oktober 1928 yang terkenal dengan nama “Sumpah Pemuda”

                Setelah Indonesia merdeka dan Merah Putih telah ditetapkan sebagai bendera Negara; Arek-arek Surabaya dengan dijiwai syair-syair lagu “Merah Putih” dan lagu “Berkibarlah Benderaku” mampu memukul mundur tentara Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali. Dan dengan mengorbankan jiwa raga mereka mempertahankan Merah Putih di bumi pertiwi ini.

                Bukan hanya itu saja yang telah dicatat oleh sejarah. Ketika Pancasila sebagai dasar Negara dicoba untuk digulingkan dan diganti dengan ideologi yang lain, bangsa Indonesia dengan dijiwai syair-syair lagu “Garuda Pancasila” mampu mempertahankan Pancasila dari rongrongan orang-orang yang tak bertanggung jawab sehingga Pancasila kita tetap teguh berdiri dan tetap jaya sampai saat ini.

                Menyadari betapa besarnya peranan lagu-lagu wajib nasional bagi perjuangan bangsa, maka pada masa-masa lalu lagu-lagu wajib nasional tersebut diajarkan di sekolah-sekolah sehingga pada masa itu anak-anak sekolah selalu termotivasi jiwanya untuk mencintai tanah airnya dan selalu menjalin persatuan dan kesatuan bangsa melalui syair-syair lagu wajib nasional yang dinyanyikannya. Maka tidaklah mengherankan jika rasa cinta tanah air serta persatuan dan kesatuan bangsa pada saat itu sangat kokoh dan kuat.

 

 

Mengalami Pergeseran

 

                Kurang lebih sepuluh tahun terakhir ini, lagu-lagu wajib nasional itu gaungnya semakin melemah dan bahkan sekarang ini “nyaris” tak terdengar lagi. Hal ini seiring dengan kurangnya mendapat perhatian mata pelajaran seni suara di sekolah-sekolah. Pada masa sekarang ini, mata pelajaran kesenian cenderung hanya menekankan pada teori-teori saja, sehingga tidak ada lagi kesempatan bagi siswa maupun guru untuk berlatih dan melatihkan lagu-lagu wajib nasional yang sangat besar gunanya bagi pembentukan karakter anak bangsa dalam hal kecintaannya pada tanah airnya. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, jam pelajaran kesenian yang hanya 2 jam per minggunya itu harus berbagi waktu dengan pelajaran menggambar atau seni rupa.

                Adalah suatu kenyataan dan bukannya mengada-ada jika kita menemukan adanya siswa yang buta “Lagu-lagu wajib nasional”. Jangankan untuk menyanyikannya, menyebutkan judul pun tidak tahu sama sekali. Mereka lebih mengenal lagu-lagu populer. Oleh karenanya, apabila siswa diminta oleh gurunya menyebutkan judul lagu-lagu wajib nasional, mereka cenderung menyebutkan judul lagu-lagu populer dari band-band terkenal.  Kenyataan ini, bukan saja hanya dialami oleh para siswa sekolah dasar, melainkan juga dialami para siswa SMP maupun SMA.

                Kenyataan di atas menunjukkan kepada kita, bahwa sekarang ini telah terjadi pergeseran acuan pemotivasian terhadap anak bangsa. Pada masa lalu, lagu-lagu wajib merupakan acuan yang tepat untuk memotivasi jiwa anak bangsa sehingga menjadi warga Negara yang memiliki kecintaan yang kuat dan kokoh terhadap tanah airnya dan juga memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh dan kuat pula. Namun, sayang, agaknya sekarang lagu-lagu wajib nasional itu kurang dipentingkan, dan telah terjadi pergeseran acuan.

 

 

 

 

Menggalakkan Kembali

                Kita sadari atau tidak bahwa sedikit banyak mundurnya apresiasi siswa dan warga masyarakat terhadap lagu-lagu wajib nasioanl sangat berpengaruh bagi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Adanya pertikaian antar suku, antar agama, kerusuhan-kerusuhan berbau sara dan anarkis, adanya saling curiga, saling cemburu antara sesama pejabat negara, antar sesama teman sekerja dan lain-lain merupakan suatu bukti adanya kemunduran rasa cinta terhadap tanah air dan terhadap persatuan kesatuan bangsa, seiring dengan arus kemunduran apresiasi siswa dan masyarakat terhadap lagu-lagu wajib nasional tersebut.

                Untuk itu, seiring pula dengan perjalanan reformasi bangsa kita, saatnya kita kembali untuk menggalakkan lagu-lagu wajib nasional. Sebab kita menyadari dan meyakini berdasarkan fakta sejarah, bahwa lagu-lagu wajib nasional mempunyai peranan yang sangat besar bagi pembangunan bangsa dan Negara. Oleh karena itu, kembali kepada lagu-lagu wajib nasional sebagai acuan pemotivasian jiwa anak bangsa adalah langkah yang sangat tepat karena dapat membentuk karakter siswa, menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Mari kita galakkan kembali pembelajaran lagu-lagu wajib nasional di sekolah-sekolah.

 
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak Magelang               

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment