Article Detail
MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI LERENG MERBABU
Salah satu penyebab masih rendahnya kualita Sumber Daya manusia (SDM) di pedesaan, khususnya di Wilayah Lereng Merbabu Ngablak, di mana SMP Pendowo berkarya, adalah rendahnya kualitas pendidikan di Wilayah tersebut. Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang efektifnya proses pembelajaran di sekolah-sekolah di Wilayah Ngablak.
Penyebabnya dapat berasal dari siswa sendiri, guru maupun sarana dan prasarana. Minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah serta sarana dan prasarana yang kurang akan menyebabkan kurangnya keefektifan pembelajaran.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab mengelola pendidikan di wilayah Ngablak telah berupaya melalui berbagai program peningkatan kualitas pendidikan, yang mengarah kepada tujuan pendidikan nasional sehingga nantinya terwujud Sumber Daya Manusia (SDM) yang tagwa, cerdas dan terampil.
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak-pihak pengelola pendidikan antara lain; pelatihan-pelatihan seperti, PKG, KKG, MGMP, Workshop Pembuatan Perangkat Pembelajaran, Workshop TIK, PTK, seminar tentang pendidikan serta pengadaan sarana dan prasarana yang didukung oleh dana proyek yang cukup besar, namun berbagai upaya di atas belum menampakkan hasil yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari nilai Ujian Nasional (UN) siswa di wilayah Ngablak baik di SD maupun SMP masih jauh di bawah standar, sehingga siswa dari wilayah Ngablak masih sedikit yang diterima di SMP/SMA favorit di kota.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Ngablak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus ada usaha nyata dari semua pihak yang bertangung jawab atas terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien demi meningkatkan mutu pendidikan di wilayah Ngablak.
Komponen-komponen yang harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Ngablak adalah:
1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pengendali utama proses pembelajaran di sekolah, maka Kepala sekolah harus menguasai teori kepemimpinan yang baik, karena jabatan Kepala sekolah adalah sebagai Education, Manajemen, Administrator, dan Supervisor, oleh sebab itu tidak bisa dipungkiri bahwa 90% keberhasilan pendidikan tergantung bagaimana cara dan usaha Kepala Sekolah mengatur proses pembelajaran, memanajemeni, mengelola administrasi sekolah serta mengawasi pelaksanaan pendidikan di sekolah secara professional.
2) Guru dan Siswa
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Ngablak dapat dimulai dengan meningkatkan minat belajar siswa. Untuk meningkatkan minat belajar siswa di Ngablak sangat sulit, maka peran guru sangat dominan dalam meningkatkan minat belajar siswa
Guru yang berhasil dan mampu meningkatkan minat belajar siswa adalah guru yang “Power With” dan “Power For” terhadap siswa, bukan guru yang “Power On atau “Power Off (Yones, dalam Bell, 1933:37).
Guru yang “Power With” akan terbentuk jika guru senantiasa bekerja “bersama” siswa. Dan guru yang “Power for” digambarkan sebagai guru yang bekerja untuk kepentingan peningkatan proses belajar siswa. Guru yang “Power With” dan “Power for” selalu berusaha menyediakan kegiatan-kegiatan yang relevan, membimbing, mengarahkan serta memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan guru yang “Power On” digambarkan sebagai guru yang selalu “di atas” siswa, sehingga tidak memandang siswa sebagai individu yang mempunyai potensi. Adapun guru yang “Power Off” digambarkan sebagai guru yang tidak mau membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran peran guru sudah bergeser dari “Informan” (penyaji informasi) ke “fasilitator” dan “motivator”, dan guru berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa mampu membangun atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru mempertimbangkan pengembangan kreativitas dan berpikir kritis siswa, mendorong siswa berinteraksi dengan guru maupun siswa lain, serta menerapkan teknik bertanya yang dapat mengembangkan penalaran siswa.
Untuk meningkatkan minat belajar siswa, maka perlu disampaikan tujuan pembelajaran, sehingga siswa mengetahui tujuan yang akan diperoleh setelah selesai proses pembelajaran.
Jika semua aktivitas guru tersebut dapat dilaksanakan secara teratur maka minat belajar siswa akan meningkat dan imbasnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
3) Orang tua dan Pemerintah Desa .
Waktu belajar siswa di sekolah sangat terbatas, hanya 1/3 dari waktu sehari semalam, sedangkan 2/3 dari waktu itu siswa berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Mengingat keterbatasan waktu siswa berada di bawah pengawasan guru, maka pengawasan dari orang tua dan peran Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Staf) sangat diharapkan.
Untuk meningkatkan peran orang tua dan Pemerintah Desa, dan sebagai perwujudan bela rasa Komunitas SMP Pendowo Ngablak terhadap masyarakat di Ngablak, maka Komunitas SMP Pendowo berinisiatif untuk mengadakan kerja sama dengan Paguyuban Orang tua siswa dan Pemerintah Desa Ngablak dalam memecahkan masalah kualitas pendidikan di Wilayah Ngablak dan sekitarnya. Bentuk kerjasama itu adalah diadakanya musyawarah/diskusi secara temporer yang bertempat di SMP Pendowo Ngablak.
Pada acara diskusi itu dibahas cara-cara meningkatkan minat belajar siswa di Ngablak dan cara pelaksanaan pengwasannya dan diusulkan supaya di setiap dusun dibentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) SADAR BELAJAR, yang berfungsi sebagai motivator, mengawasi siswa yang tidak belajar atau keluyuran atau nonton TV, serta memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan.
Dengan upaya seperti ini diharapkan minat belajar siswa di Ngablak dapat meningkat dan akhirnya kualitas pendidikan di Wilayah Ngablak juga akan meningkat dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Ngablak juga semakin baik.
Dari berbagai sumber
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak Magelang
-
there are no comments yet