Article Detail

ICT Sebagai Pusat keunggulan Pendidikan

Komputer sebagai salah satu komponen utama dalam information And Communication Technologi atau ITC. Memahami dan terampil menggunakan berbagai program komputer adalah sangat penting. ITC yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.  Teknologi komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Sehingga Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media. Dengan adanya TIK maka penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima menjadi lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Maka tepatlah jika ICT atau TIK berperan sebagai pusat keunggulan, pusat kepintaran atau Center of Excellence.

Memanfaatkan ICT adalah mutlak bagi bangsa Indonesia pada saat ini, mengingat Indonesia sebagai bangsa yang besar, baik dari jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan alam dan sumber daya yang dimiliki. Kondisi geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membentang dari Timur ke Barat (Merauke ke Sabang), yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil serta diselingi dengan laut dan selat, tentu menyulitkan pelaksanaan program pemerintah yang membutuhkan kecepatan dan keluasan. Kondisi yang menantang ini mengharapkan pemanfaatan ICT untuk melakukan pendataan , penyimpanan data, dan penyampaian informasi di berbagai bidang.

Sesuai dengan amanat UUD 1945, pendidikan adalah hak mutlak bagi warganegara Indonesia, menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mewujudkan hal itu. Kondisi geografis yang menantang haruslah diatasi. Berbagai daya dan upaya dikerahkan untuk memenuhi amanat UUD 1945 tersebut, maka pemanfaatan ITC mutlak diperlukan. ICT dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa.

 

Pemanfaatan ICT Sebagai Media Pembelajaran

Beberapa pemanfaatan ICT dalam pembelajaran saat ini diantaranya: (1) untuk presentasi, (2) untuk demonstrasi, (3) untuk proses evaluasi.  Penyampaian presentasi bahan ajar/materi ajar berupa tayangan tulisan dan gambar dalam rupa animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan peserta didik untuk menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu dituntut kemampuan guru untuk dapat membuat “slide” materi ajar/bahan ajar dengan memiliki kemampuan bisa mengetik di laptop/notebook pada program “microsof Powerpoint”. Materi /bahan ajar yang sudah dibuat lalu ditayangkan ke layar dengan menggunakan LCD. Slide yang ditampilkan : (1) jangan terlalu banyak tulisan, (2) tulisan jangan terlalu kecil, (3) perbanyak memasukkan gambar dan animasi, (4) dalam bentuk presentasi yang interaktif.

Demonstrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan eksperimen atau praktikum di depan kelas. Dibuat sebuah film tentang fenomena atau fakta alam dan gejala alam. Foto-foto dan film-film Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang didokumentasikan dengan kamera digital atau Video Cam Digital, kemudian disimpan di laptop atau diperbanyak dalam lempeng-lempeng VCD atau DVD, kemudian ditayangkan dengan menggunakan LCD sebagaimana dilakukan terhadap slide dalam software Microsof powerpoint. Setelah memperhatikan demonstrasi eksperimen atau praktikum ilmu pengetahuan alam dari tayangan LCD, peserta didik melanjutkannya dengan melakuan eksperimen atau praktikum. Kemampuan guru ber-TIK selain untuk memfasilitasi pembelajaran peserta didik, juga diperlukan untuk menyiapkan bahan-bahan evaluasi, memvalidasi bahan-bahan evaluasi, dan mengolah data hasil pelaksanaan evaluasi. Selanjutnya melakukan perbaikan proses pembelajaran.

 

Cyber Teaching Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

Kelak, atau kini sudah ada yang memulai, interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon/handphone dan melalui akses internet. Guru dapat memfasilitasi pembelajaran peserta didik tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik. Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi seperti materi pelajaran dalam lingkup yang luas, tidak hanya dari guru tetapi juga dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan mengakses internet lewat komputer maupun Hand Phone (HP).

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet disebut cyber teaching atau pengajaran maya atau lebih populer disebut e-learning. Menurut Rosenberg (2001;28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu (1) merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusi, dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui computer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik pemelajaran tradisional. E-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: Computer Bassed Training (CBT), Computer Bassed Introduction (CBI), Diostance Learning (DL), Distance Education (DE), Cybernetic Learning Enviroment (CLE), Desktop Videoferencing (DVC), Integreted learning system (ILS), Telecoferencing Web-Based Training (WBT), dan sebagainya.

Setiap orang atau bangsa yang ingin maju dan lestari dalam menghadapi tantangan global perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. ICT telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran konvensional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan peserta didik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-masa mendatang arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan zaman.

Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer sebagai alat utama.

Kelak, pembelajaran akan berkembang tidak dalam format peserta didik duduk di bangku dan guru berada di depan kelas, melainkan ruang kelas dimasa yang akan datang disebut sebagai “Cyber Classroom” atau “Ruang kelas Maya”. Di dalam Cyber Classroom, peserta didik melakukan pembelajaran secara individu maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Peserta didik berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Mereka mengalami pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya. Kurikulum fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi peserta didik sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Guru benar-benar bertindak sebagai fasilitator pembelajaran, menyiapkan bahan ajar dan penyampaiannya dalam slide-slide dan film-film yang diinformasikan melalui internet, dan siap menjalankan mailing list untuk berinteraksi dengan peserta didik.

Memahami hal-hal yang telah diuraikan di atas tentang pentingnya guru untuk terampil menggunakan komputer, menguasai ICT, terutama internet, maka dikemudian hari diharapkan tidak ada lagi guru yang gagap teknologi (GAPTEK) terhadap ICT. Semoga!


Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment