Article Detail

Guru Profesional, Guru yang Telaten dan Memiliki Disiplin yang Tinggi

Tanggung jawab seorang guru tidak terbatas sampai ia usai mengajar saja. Namun, sampai seluruh murid yang diajarnya menjadi mengerti terhadap apa yang diajarkannya. Namun kita tidak boleh menutup mata akan keberadaan guru yang mengajar hanya untuk uang. Ia akan lebih senang menyuruh muridnya untuk fotokopi mata pelajaran dari pada menerangkan di depan kelas dan bersifat tidak sabar dalam menghadapi murid-muridnya. Disiplin merupakan faktor pembentuk karakter murid. Disiplin bukan hanya terbatas soal waktu. Namun, juga menyangkut perilakunya. Guru yang berdisiplin tinggi akan berupaya dating ke sekolah tepat waktu dan selalu memperhatikan penampilannya. Seorang guru sebaiknya mengajar dirinya untuk berdisiplin tinggi sebelum mengajar murid-muridnya.

Beberapa penyebab perilaku siswa yang indisipliner, yaitu sebagai berikut:

  1. Perilaku tidka disiplin bisa disebabkan oleh guru.
  2.  Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah, kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan hal-hal lain yang dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
  3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
  4. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.

Sehu bungan dengan permasalah di atas, seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Membantu siswa mengembangangkan  pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
  2. Membantu siswa meningkatkan standard perilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard perilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard perilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
  3. Menggunakan pelaksanaan  aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum dan aturan-aturan khusus. Peraturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negative atau tidak disiplin.

 

Sumber:  Deni Koswara, D dan Halimah. 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung: PT PRIBUMI MEKAR.

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment