Article Detail

Guru Profesional, Guru yang Sabar Menghadapi Murid

Seorang guru harus mampu berpikir dewasa dan sabar dalam menghadapi kendala atau masalah-masalah yang menghalangi tugasnya, khususnya yang berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, contohnya menghadapi kenakalan seorang peserta didik, daya tangkap peserta didik yang lamban atau menghadapi seorang peserta didik yang bersikap kritis.

Semua ini merupakan masalah sehari-hari yang ditemukan dan yang harus dihadapi oleh seorang guru dengan penuh kesabaran. Semua persoalan menuntut peran maksimal seorang guru yang bukannya hanya mendidik siswanya tetapi juga mendidik dirinya untuk senantiasa memiliki kesabaran. Dengan kesabaran, semua tugas selanjutnya akan mudah dihadapi.

Seperti halnya satu bentuk kesulitan belajar, yaitu slow learning atau lamban belajar, seorang guru dituntut kesabarannya dalam menghadapi peserta didik yang lambat belajar, karena ciri-ciri, sifat dan perilakunya selalu lambat. Tanpa kesabaran guru, peserta didik akan menjadi mudah putus asa, apalagi jika usaha-usaha bantuan yang diberikan tidak segera menampakkan hasilnya. Lebih dari itu, guru yang tidak sabar dan kurang telaten akan segera meninggalkan tugas bimbingan dan membiarkan peserta didiknya.

Bentuk bimbingan yang diberikan kepada slow learner bergantung pada kemungkinan latar belakang masalah masing-masing. Sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik lambat belajar dan latar belakang peserta didik, bimbingan yang diberikan dapat diidentifikasi sebagai berikut.

  1. Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik cara belajar di sekolah atau di rumah. Misalnya, cara belajar yang efektif membuat ringkasan dan cara menggunakan waktu luang atau senggang.
  2. Bantuan penempatan (placement), yakni menempatkan peserta didik dalam kelompok kegiatan-kegiatan yang sesuai. Bantuan penempatan ini dapat pula berfungsi sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan sosial yang dialami peserta didik.
  3. Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi, mendiskusikan kesulitan-kesulitan peserta didik dan mencari cara pemecahannya secara bersama-sama, terutama yang berkaitan dengan memotivasi peserta didik agar semangat belajar.
  4. Memberikan pembelajarn remedial, yakni mengadakan pembelajaran ulang secara khusus bagi peserta didik yang lamban.
  5. Menyajikan pembelajaran secara konkret dan aktual kepada peserta didik yang lamban, untuk membantu mereka dalam memahami konsep-konsep pembelajaran.
  6. Memberikan layanan konseling bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan-kesulitan emosional, serta hambatan-hambatan lainnya sesuai dengan latar belakang masing-masing.
  7. Memberikan perhatian khusus pada peserta didik yang lamban dan berusaha membangkitkan semangat dan kreativitas belajarnya.

Sumber:  Deni Koswara, D dan Halimah. 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung: PT PRIBUMI MEKAR.

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment