Article Detail

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)-Bagian-1

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Harga Diri Guru

Upaya perbaikan, selain meningkatkan kesejahteraan guru, yang sangat penting adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilanmereka. Dengan meningkatkan pengetahuan, melatih keterampilan, dan membangun sikap dan nilai yang dituntut dari seorang pendidik, diharapkan masyarakat akan mengubah pendangan mereka terhadap para pendidik. Penelitian Tindakan kelas adalah salah satu jalan yang terbuka untuk para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan, melatih praktik pembelajaran di kelas dengan berbagai model yang akan mengaktifkan guru dan siswa, mencoba melakukan penelitian untuk secara reflektif melakukan kritik terhadap kekurangan dan berusaha memperbaikinya agar pendidikan benar-benar dapat menjadi bidang profesi. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu gerakan social untuk perbaikan dan peningkatan kualifikasi guru, agar guru merasa percaya diri dalam menjalankan profesinya, dan dengan demikian mengembalikan harga dirinya.

Bahwa Penelitian Tindakan kelas dapat mengembalikan rasa percaya diri atau self confidence guru, dan dengan demikian mengembalikan harga diri atau self esteem, atau self respect guru, berikut ini adalah bentuk-bentuk pemahaman atau social support yang disajikan dalam formulasi atau proposisi hipotetik terhadap menurunnya citra dan kemampuan guru di kelas sebagai bahan refleksi diri.

“Semakin menurun identitas pribadi guru sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peranan profesinya di kelas, semakin besar kemampuannya untuk mentoleransi rasa kehilangan harga diri yang cenderung bersamaan dengan memonitor diri”.

Untuk memahami hipotesis di atas, perlu digunakan sikap objektif terhadap kebiasaan mengajarnya, guru misalnya, harus mampu mentoleransi kesenjangan antara yang dicita-citakan dengan praktik mereka, yang menunjukkan banyak kekurangan dengan konsekuensi menurunnya harga dirinya sebagai professional. Semakin banyak ia melakukan monitor diri, semakin banyak betapa lemah penguasaan keahliannya. Toleransi sulit dicerna guru, apabila sumber kepuasannya berasal dari praktik di kelas yang baik, sehingga ia akan terus berupaya apa pun (misalnya melakukan Penelitian Tindakan kelas untuk menguasai model-model pembelajaran) untuk bekerja professional di kelas agar hilang rasa toleransinya terhadap menurunnya harga diri.

Penelitian Tindakan Kelas yang bersemangat membebaskan dan menyetarakan dalam konteks profesi guru adalah, karena dengan kesadaran akan kekurangannya ia berusaha memperbaikinya, maka kembalinya rasa percaya diri dan harga diri, sungguh hal itu memberikan rasa pembebasan guru dari ketergantungan kepada berbagai pihak, dan kesetaraan dengan sesame profesi lain yang selama ini selalu dihargai masyarakat.

 

 

 

Penelitian Tindakan kelas dan Proses Pengembangan Kurikulum.

Dilihat dari proses pengembangan kurikulum, guru yang meneliti (teacher as researcher) sebenarnya melakukan seperti yang diharapkan dalam konsep extended professionalism, yakni mengembangkan perspektif, keterampilan dan keterlibatan yang meliputi:

  1. Ia harus memiliki wawasan yang luas mengenai pekerjaannya dalam konteks sekolah, masyarakat, dan lingkungannya.
  2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan professional seperti dalam kelompok guru, konferensi guru, atau diskusi-diskusi mengenai bidang kajian mereka.
  3. Memiliki kepedulian untuk menjalinkan teori dan praktik.
  4. Untuk itu mereka bersikap inovatif di kelas mereka.

Agar penelitian yang dilakukan guru di kelasnya dihargai dan diakui lingkungan kerjanya, maka guru harus melakukan penelitian dengan mengikuti prosedur penelitian dengan serius dan hati-hati, agar hasilnya kredibel. Kualitas yang tinggi diharapkan dari guru peneliti, terutama dalam kapasitas dan sikapnya untuk menganalisis kekurangan dalam cara pembelajarannya. Peranan sebagai peneliti kelas dari guru mengandung beban psikologis dan sosial, karena untuk mengamati dan kritik diri dalam kemampuan profesionalnya mengandung ancaman terhadap diri dan kariernya. Bagaimana kalau pengamatan itu menunjukkan gambaran buruk dari penampilan profesi dirinya? Apakah hal itu berarti penurunan apresiasi kolega dan atasan di tempat kerjanya, dan bukan penghargaan atas keberanian untuk melakukan sesuatu untuk perbaikan? Selain itu, setiap upaya pembaharuan atau inovasi biasanya ditanggapi dengan kehati-hatian dari kolega, karena kekhawatiran bahwa hasil buruk yang mengancam pengambil prakarsa akan menimpa dirinya juga.

Kurangnya dukungan atau support sosial, atau kehati-hatian di antara kolegalah yang kemudian mendorong penelitian tindakan kelas dilakukan secara kooperatif dan kolaboratif, dengan melibatkan guru-guru sejawat ke dalam tim penelitian untuk bekerja sama.

 

Sumber : Rochiati Wiriaatmadja. 2009.Metode penelitian Tindakan kelas.Bandung: PT Remaja

                  Rosdakarya

 

Paulus Budi Winarto

Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment