Article Detail
Metode Pembelajaran partisipatoris
Metode pembelajaran partisipatoris lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator.
Berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa, partisipatori beranggapan bahwa:
(1) Setiap siswa adalah unik. Siswa mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang.
(2) Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikran anak tidak selalu sama dengan jalan pikiran orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak.
(3) Dunia anak adalah dunia bermain
(4) Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia
Dalam metode partisipatoris, siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai mediator, dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
Menurut Freire (dalam Fakih, 2001:58) Pemandu diharapkan memiliki watak sebagai berikut.
(1) Kepribadian yang menyenangkan dengan kemampuannya menunjukkan persetujuan dan apa yang dipahami peserta didik.
(2) Kemampuan social dengan kecakapan menciptakan dinamika kelompok secara bersama-sama dan mengontrolnya tanpa merugikan peserta didik.
(3) Mampu mendesain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan peserta didik selama proses berlangsung.
(4) Kemampuan mengorganisasi proses dari awal hingga akhir
(5) Cermat dalam melihat persoalan pribadi peserta didik dan berusaha memberikan jalan agar peserta didik menemukan jalannya.
(6) Memiliki ketertarikan kepada subjek belajar
(7) Fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan belajar peserta didik
(8) Pemahaman yang cukup atas materi pokok pembelajaran.
Berikutnya, metode pendidikan partisipatoris mempunyai cirri-ciri pokok:
(1) Belajar dari realitas atau pengalaman
(2) Tidak menggurui
(3) Dialogis
Kemudian panduan prosesnya disusun dengan system daur belajar dari pengalaman yang distruktur kan saat itu. Proses tersebut sudah teruji sebagai suatu proses yang memenuhi tuntutan pendidikan partisipatoris.
Berikut rincian proses tersebut.
(1) Rangkai – ulang
(2) Ungkapan
(3) Kaji –urai
(4) Kesimpulan
(5) Tindakan
Hal di atas sebagai metode pertama. Kemudian metode berikutnya adalah siswa sebagai subjek, pendekatan prosesnya menerapkan pola induktif kemudian tahapannya sebagai berikut.
(1) Persepsi
(2) Identifikasi diri
(3) Aplikasi diri
(4) Penguatan diri
(5) Pengukuhan diri
(6) Refleksi diri
Semua metode tersebut tentunya memperhatikan tujuan yang akan dicapai, bentuk pendidikannya, proses yang akan dilakukan, materi yang akan disajikan, media atau sarana yang perlu disiapkan, dan peran fasilitator/pemandu.
Sumber bacaan:
Fakih, Mansur, dkk. 2001.Pendidikan Populer, membangun kesadaran Kritis. Jogjakarta: Insist dan read Book.
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak
-
there are no comments yet